Setelah Telolet, Kini Viral “Klakson Basuri” Menggema di Armada Bus AKAP, Nadanya Beragam

oleh -10,220 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Setelah sempat viral klakson bus jenis telolet pada sejumlah armada bus di Indonesia sehingga muncul fenomena ‘om telolet om’ yang sering diteriakkan oleh para anak-anak dan bus mania untuk meminta pengemudi membunyikan klakson kendaraanya pada sekitar tahun 2016. Saat ini fenomena suara klakson dari multi corong terompet itu kembali marak lagi, hanya saja yang terbaru ini dikenal dengan nama Klakson Basuri.

Menurut salah satu pengemudi bus PO Haryanto, yang di unit armadanya terinstal klakson Basuri, Burhanudin atau yang dikalangan bus mania dikenal sebagai mbah Bur mengatakan, Telolet Basuri ini merupakan merek sebuah modul klakson yang dirangkai secara digital dan diisi sejumlah nada-nada lagu kekinian yang rancak dan populer.

“Sehingga menjadi rangkaian bunyi-bunyian klakson yang menarik untuk berbagai bus antar kota antar provinsi (AKAP). Secara umum Basuri memiliki suara berbeda dengan klakson Telolet yang sempat viral dulu,” ujar Driver Bus PO Haryanto HO 016 yang melayani jurusan Tayu- Lebak Bulus -Poris, Kamis (01/06/2023).

Dijelaskannya, secara spesifikasi Telolet Basuri berbeda dengan Telolet yang pernah viral beberapa tahun silam. Klakson Basuri tidak hanya mempunyai satu buah nada.

“Iramanya juga beragam dengan nada yang dapat disetting lebih banyak daripada klakson telolet yang terdahulu,” kata Mbah Bur saat ditemui sejumlah awak media di garasi Bus Haryanto, Desa Ngembal Kulon, Jati, Kudus.

Menurutnya, di lauaran banyak armada PO Bus yang mengatur klakson itu supaya dapat menghasilkan banyak nada lagu yang cukup terkenal pada saat ini.

Dari pantauan media ini, corong-corong terompet ini ditempatkan dibawah bus tak jauh dari posisi roda depan dengan jumlah corong sebanyak enam buah. Sementara modul kontrolnya berupa kotak berbahan mika ditempatkan di sekitar dashboard pengemudi.

“Saat ingin menekan klakson bisa dengan cara manual yakni memencet tombol di modul kontrol digital ataupun melalui remote control, yang digantung tak jauh dari posisi kemudi sopir,” jelas Mbah Bur yang merupakan warga Desa Mojo Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati.

Saat ini di sejumlah platform media sosial Klakson Basuri kembali viral, terutama pada armada bus-bus AKAP di Indonesia. Sopir bus PO Haryanto di Kudus pun mengaku sering menemui anak-anak di jalan meminta klakson bus Basuri yang lagi tren.

“Sudah sekitar 3 bulan ini viral kembali jenis klakson Basuri ini,” terangnya.

Ditanya berapa harga klakson ini, Mbah Bur mengatakan sekitar Rp 5 hingga Rp 6 juta per unit tergantung tingkat keragaman nada klaksonnya. Ia rela menggunakan uangnya sendiri untuk menambah aksesori pada klakson bus. Yakni klakson Basuri yang tengah digandrungi orang banyak.

“Ada juga yang karena saking cintanya kepada bus idolanya, kalangan Bus Mania ikut iuran patungan membelikan klakson ini. Di PO Haryanto sendiri kurang lebih baru tiga unit bus yang menggunakan klakson Basuri,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Mbah Bur sempat mengajak awak media keliling jalanan Kudus. Dia menunjukkan klakson Basuri. Tak sedikit warga di jalan yang berjoget saat mendengar klakson Basuri dari bus milik Haji Haryanto tersebut. Bahkan ada yang memberikan tanda untuk meminta membunyikan klakson unik tersebut.

Mbah Bur mengatakan mulai memasang klakson Basuri sejak dua bulan ini. Dia mulai memasang klakson dengan bunyi musik yang lebih bervariasi ini karena sedang viral di media sosial.

“Ini sekitar dua bulan ini, karena viral, itu beli yang mahal karena masih jarang. Musiknya ada 20 jenis, setiap tertentu yang penting banyak orang, tidak dekat rumah sakit,” terang Mbah Bur.

Dia mengatakan bus yang dikendarai jurusan Jepara-Jakarta. Dari perjalanan itu kata dia banyak anak-anak hingga orang dewasa request meminta membunyikan klakson Basuri.

“Tiap lewat ada yang minta Basuri bang, Basuri bang, tidak ada pernah marah. Kalau ndak menghidupkan malah anak-anak yang di jalan kelihatan kecewa,”jelasnya.

“Sering ada, itu di wilayah Tayu-Kudus karena masih siang, kalau nyampai Jakarta itu dari Parung sampai Lebak Bulus, anak sekolah teriak Basuri bang,” Mbah Bur melanjutkan.

Tidak jarang kata dia, penumpang yang membawa anak kecil pun meminta untuk membunyikan klakson Basuri ini. Terpenting kata dia, membunyikan klakson itu tidak pada lokasi dekat dengan rumah sakit.

“Ya ini salah satu menarik penumpang, kadang ada penumpang yang membawa anak kecil, anak kecilnya minta ada Basuri tidak mau rewel,” ujarnya.

Mbah Bur yang sudah menjadi sopir bus PO Haryanto 12 tahun ini mengatakan untuk saat ini penumpang dari Pati-Jepara ke Jakarta masih sepi. Dia memperkirakan ramai lagi menjelang hari raya Idul Adha. Adapun tarif naik busnya dengan tujuan Jepara-Jakarta sekitar Rp 250 orang per orang.

“Musim sepi seperti ini paling isi 15 penumpang, kalau ramai bisa full set, sekitar 32 penumpang,” kata Mbah Bur.

“Tarif hari normal sekitar Rp 250 ribu per orang, sekali berangkat,” tandas dia.

KOMENTAR SEDULUR ISK :