Kudus, isknews.com – Wujud kolaborasi antara pemerintah daerah dan industri rokok terlihat nyata melalui gelaran Pameran Temporer “Utsava Kretek” di Museum Kretek Kudus. Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kudus, Revlisianto Subekti, pada Kamis (13/11/2025) ini menampilkan 30 stand dari komunitas kretek serta pelaku ekonomi kreatif.
Pembukaan berlangsung meriah dengan penampilan tari kretek, tarian khas Kabupaten Kudus yang menggambarkan perjalanan sejarah rokok kretek sebagai identitas daerah.
Dalam sambutannya, Revlisianto Subekti menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, pameran Utsava Kretek diharapkan menjadi pemicu (trigger) bagi penyelenggaraan event-event serupa di masa mendatang, khususnya di kawasan Museum Kretek.
“Bagaimana pun, Museum Kretek ini perlu inovasi agar menjadi destinasi yang terus hidup dan ramai dikunjungi. Harapannya, melalui event ini bisa menjadi pemicu agar Museum Kretek semakin dikenal dan berkembang,” ujarnya.
Revli juga mengapresiasi peran komunitas kretek, pengelola museum, serta industri rokok yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan. Menurutnya, keterlibatan berbagai pihak membuat koleksi museum semakin lengkap dan representatif.
“Koleksinya kini jauh lebih menarik dan beragam karena ada dukungan dari industri rokok. Harapannya, pameran ini bisa benar-benar mencerminkan sejarah dan dinamika industri kretek, terutama di Kudus,” tuturnya.
Selain itu, Revli menyinggung keberadaan Technopark Museum Kretek yang diharapkan dapat dimanfaatkan lebih optimal. Ia menginginkan agar ruang publik tersebut tidak hanya digunakan sebagai tempat pameran, tetapi juga ruang diskusi dan inovasi.
“Technopark bisa diisi dengan hasil-hasil lomba inovasi yang sudah dilakukan. Tidak hanya menjadi tempat pamer, tetapi juga ruang bertukar gagasan agar museum tetap ramai dan hidup,” tambahnya.
Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus, Djatmiko Muwardi, menjelaskan bahwa selain menampilkan berbagai koleksi, pameran ini juga menghadirkan edukasi tentang sejarah dan perjalanan kretek di Kudus.
“Ada beberapa perusahaan yang terlibat, seperti Langsep, Putri Tembakau Indonesia, Djarum, Nojorono, dan Sukun. Selain itu, juga ada partisipasi dari Museum Jenang dan Museum Kretek. Jadi, tidak hanya sekadar pameran, tetapi juga sarana edukasi sejarah kretek bagi pengunjung,” paparnya.
Djatmiko menambahkan, melalui kegiatan Utsava Kretek, pihaknya ingin memperkuat promosi wisata edukatif di Kudus, sekaligus memperkenalkan kretek sebagai warisan budaya takbenda yang perlu dijaga dan dilestarikan.
“Kami juga menyelenggarakan sarasehan bertema Kretek sebagai Warisan Budaya Takbenda, yang menjadi wadah diskusi dan pembelajaran bagi generasi muda agar mengenal lebih dekat warisan budaya kretek,” tandasnya. (AS/YM)






