Kudus_isknews.com – Tak hanya di Sangiran, Kabupaten Kudus juga memiliki areal situs purbakala yang tidak kalah menarik dengan situs purbakala di Sangiran. Di kawasan ini, tepatnya di daerah Patiayam Dukuh Kancilan, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus., merupakan pusat situs dimana ditemukan fosil-fosil binatang pra sejarah utamanya fosil yang ditemukan adalah fosil gajah purba.
Sudah ribuan fosil ditemukan di Patiayam dan kini sekitan ratusan fosil didisplai dan disimpan di Museum Fosil Patiayam, sebagian besar berupa gading gajah.
Menurut Tim Peneliti Situs Purbakala Dari Sangiran, dalam peta wilayah sebaran situs Patiayam merupakan bagian dari Gunung Muria. Luasnya sekitar 2.902,2 hektare yang meliputi wilayah Kudus dan beberapa kecamatan di Pati. Kondisi temuan fosil dari Situs purba Patiayam ini memiliki persamaan dengan situs purba Sangiran, Trinil, Mojokerto, dan Nganjuk. Dimana keunggulan komparatif situs Patiayam adalah fosilnya yang utuh dikarenakan material peinmbunnya adalah abu vulkanik halus dan pembentukan fosil berlangsung baik.
Menurut Kasi Purbakala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kudus, Sutiyono (6/11) “ Kondisi situs Patiayam diuntungkan karena tidak terdapat sungai besar sehingga fosil ini tidak pindah lokasi karena erosi. Keadaan ini berbeda dengan situs purbakala lainnya dimana fosil ditemukan pada endapan sungai” Jelasnya.
“Situs Patiayam juga merupakan salah satu situs terlengkap. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya manusia purba (Homo erectus), fauna vertebrata dan fauna invertabrata. Ada juga alat-alat batu manusia dari hasil budaya manusia purba yang ditemukan dalam satu area pelapisan tanah yang tidak terputus sejak minimal satu juta tahun yang lalu.” Tambah Sutiyono.
Secara morfologi situs Patiayam merupakan sebuah kubah (dome) dengan ketinggian puncak tertingginya (Bukit Patiayam) 350 meter di atas muka laut. Di daerah Patiayam ini terdapat batuan dari zaman Plestosen yang mengandung fosil vertebrata dan manusia purba yang terendap dalam lingkungan sungai dan rawa-rawa.
“Penemuan fosil purbakala di Pati Ayam sudah berlangsung sejak zaman penjajahan belanda, namun baru pada tahun 2012 baru dibagunkan Museum Purbakala di Patiayam dan pada 2014 mulai digunakan” Ujar Zaenuri Petugas Museum kepada isknews.com. (5/11).
“Sejak 22 September 2005 situs Patiayam ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Sebelumnya situs ini sudah lama dikenal sebagai salah satu situs manusia purba (hominid) di Indonesia. Sejumlah fosil binatang purba ditemukan penduduk setempat seperti kerbau, gajah, dan tulang lain. Fosil gading gajah purba Stegodon trigonocephalus merupakan primadona Patiayam yaitu Gajah Stegodon dan Gajah Elpas. Gajah-gajah ini memiliki Panjang dari ujung gading sampai ujung ekor sepanjang 13 meter dan memiliki tinggi 9 meter” tambah Zaenuri.
Ditambahkannya lagi oleh Zaenuri, “Museum Situs Patiayam memiliki lebih dari 3000 fosil dari 12 spesies binatang laut dan hewan darat diantaranya gajah, binatang laut, rusa, kerbau, banteng bahkan manusia purba. Namun untuk manusia purba diletakan di Museum geologi Bandung. Di Museum Situs Patiayam ini memiliki fosil binatang laut karena dahulu kala daerah Patiayam merupakan lautan, setelah Gunung Muria Purba meletus daerah Patiayam menjadi daratan, sehingga banyak ditemukan fosil binatang laut. Rata-rata usia fosil di Museum Situs Patiayam berusia 1.500.000 tahun yang lalu.Kami berharap segera dibangunkan kembali gedung baru, karena masih banyak fosil purbakala yang belum bisa dipamerkan dan sekarang masih disimpan dirumah warga-warga” Ujur Zaenuri menjelaskan. (Adam)