SMK Duta Karya Kudus Bikin Sendiri Hand Sanitizer dan Disinfektan

oleh -2,138 kali dibaca

Kudus, isknews.com –  Dalam hal penanganan penyebaran volume Covid 19, WHO menyarankan untuk melakukan langkah-langkah, diantaranya sosial distancing dan pencucian tangan sesering mungkin. Dalam hal sosial distancing, Pemerintah telah membelajarkan siswa di rumah.

Sedangkan dalam hal pencucian tangan sesering mungkin, SMK Duta Karya Kudus melalui unit Kerja Teaching Factory di pusat Laboratory Kimia Industri telah memproduksi dalam jumlah yang cukup dan dapat didistribusikan ke seluruh Kabupaten Kudus dengan harga di bawah standar.

Hal itu dikatakan Kepala SMK Duta Karya Kudus, H. Muhammad Tho’at saat mendampingi siswanya praktik pembuatan cairan pembersih tangan atau “hand sanitizer”, sabun pencuci tangan, serta disinfektan, di laboratorium sekolah, Sabtu (21/3/2020).

Ia pun menuturkan tentang program yang baik ini, karena selama ini produk yang akan dibuat telah dipelajari di bangku sekolah. Ia pun menambahkan bahwa tidak hanya Hand Sanitizer saja yang diproduksi, tetapi ada Hand Soap (sabun cair), Sabun batangan, serta cairan disinfektan. Semuanya ini telah diuji di laboratorium kami atau standar dengan petunjuk WHO. “Harga jual produksi kami, kata Tho’at, di bawah standar pasaran,” ujarnya.

Guru Kimia Industri SMK Duta Karya Kudus sekaligus Ketua Pelaksana Laboratorium Produksi Faruq Makhrus membeberkan, Adapun bahan baku yang digunakan, untuk pembuatan “hand sanitizer” berupa alkohol, hidrogen peroksida, gliserol, dan aquadest steril dengan komposisi tertentu,  “Alkohol yang kami gunakan merupakan stok yang masih tersedia dan selama ini memang digunakan untuk kepentingan praktikum siswa,” katanya.

Sedangkan untuk pembuatan “hand soap” menggunakan bahan texapon, nacl, comperlan, glisern, parfum, EDTA, dan aquadest juga dengan komposisi tertentu.

Sementara untuk pembuatan larutan disinfektan, siswa SMK tersebut cukup menggunakan bahan byclean dan air bersih. Jika pembuatan “hand soap” tidak membutuhkan waktu lama karena setelah semua bahan dicampur dan diaduk rata, hasilnya sudah bisa dimanfaatkan, sedangkan untuk “hand sanitizer” setelah semua bahan dicampur dan diaduk hingga merata, harus tercampur merata dan prosesnya menunggu tiga hari baru bisa dimanfaatkan .

Sementara itu Ketua DPRD Kudus Masan mengapresiasi siswa SMK Duta Karya Kudus karena di tengah masyarakat kesulitan mendapatkan kedua produk tersebut, ternyata di sekolah ini mampu membuat. Saat meninjau lokasi pembuatan hand sanitizer pun, pihaknya pun akan mencoba berkoordinasi dengan pihak eksekutif untuk memfasilitasi penjualan hand sanitizer asli warga Kudus

“Sehingga tidak saat langka saja dijualnya, tapi saat normal juga bisa jadi komoditas yang dari Kudus untuk Kudus, Sehingga ada dukungan, tentunya bisa berkembang,” ujarnya. (AJ/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :