Kudus, isknews.com – SMP 1 Mejobo Kudus melaksanakan pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS periode 2024-2025 yang sekaligus menjadi bagian dari kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertemakan “Suara Demokrasi”. Dengan tema “Suaraku Inspirasiku”, kegiatan yang digelar pada Rabu 13 November 2024 ini bertujuan untuk melatih siswa dalam praktik demokrasi secara sehat dan cerdas.
Pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua OSIS SMP 1 Mejobo untuk periode 2024-2025 terdiri dari tiga nomor urut.
Pada nomor urut 1, terdapat Reina Rofiqur Rohmah dari kelas 8E sebagai calon Ketua, yang didampingi oleh M. Dennis Chalaya dari kelas yang sama sebagai calon Wakil Ketua.
Sementara itu, nomor urut 2 diwakili oleh Maulana Khulafa Nur Hisab dari kelas 8G sebagai calon Ketua, dengan Allena Kesya Putri Azzahra dari kelas 8D sebagai calon Wakil Ketua.
Adapun nomor urut 3, diisi oleh M. Aljabar dari kelas 8C sebagai calon Ketua, dan Azka Naila Syifa dari kelas 8E sebagai calon Wakil Ketua.
Rekapitulasi suara menunjukkan kemenangan pasangan nomor urut 2, Maulana Khulafa Nur Hisab dan Allena Kesya Putri Azzahra, dengan total 572 suara. Pasangan nomor urut 3, M. Aljabar dan Azka Naila Syifa, meraih 310 suara, sedangkan pasangan nomor urut 1, Reina Rofiqur Rohmah dan M. Dennis Chalaya, memperoleh 50 suara. Total suara tidak sah tercatat sebanyak 24 suara.
Dengan berakhirnya proses pencoblosan dan penghitungan suara, SMP 1 Mejobo resmi menetapkan Maulana Khulafa Nur Hisab dan Allena Kesya Putri Azzahra sebagai Ketua dan Wakil Ketua OSIS periode 2024-2025.
Praktik Demokrasi Sehat dan Cerdas
Maesaroh, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, mengungkapkan bahwa kegiatan pemilihan ini menjadi salah satu implementasi P5 dengan mengusung tema “Suara Demokrasi”. “Kami berharap anak-anak dapat ikut serta memberikan sumbangsih suara dalam mengatur sekolah ini melalui pemilihan OSIS. Hal ini sebagai bekal bagi mereka dalam berpartisipasi di sistem demokrasi yang lebih luas saat dewasa nanti,” ujar Maesaroh.
Kegiatan pemilihan ini telah melalui beberapa tahapan yang dimulai dari sosialisasi oleh guru mata pelajaran Pancasila, praktik demokrasi, hingga pencoblosan. Dalam proses pencalonan, pengurus kelas terlebih dahulu melakukan musyawarah dan seleksi administrasi untuk menentukan pasangan calon (paslon). Setelah itu, calon-calon yang lolos menjalani tahap wawancara. Mekanisme ini diikuti oleh siswa kelas VIII yang menjadi target utama sebagai kader pemimpin di masa depan.
“Proses pemilihan ini dirancang semirip mungkin dengan sistem demokrasi nyata agar siswa bisa merasakan pengalaman langsung dalam memilih pemimpin sesuai aspirasi mereka,” tambah Maesaroh.
Melatih Generasi Z dalam Berpolitik
Moh. Saifuddin, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai persiapan bagi Generasi Z dalam memilih calon pemimpin yang sesuai dengan karakteristik masing-masing.
“Harapannya, ketika mereka berada di tingkat yang lebih tinggi, proses pemilihan ini sudah menjadi hal yang familiar bagi mereka. Di SMP inilah mereka diperkenalkan dengan mekanisme pemilihan yang mirip dengan yang sebenarnya,” jelas Saifuddin.
Kegiatan ini diharapkan dapat membekali siswa dengan pengalaman berdemokrasi yang bermanfaat sebagai bekal mereka dalam kehidupan bermasyarakat di masa depan. (AS/YM)