Songsong Era Society 5.0, Guru IPS Asah Diri Praktik Media Pembelajaran Digital

oleh -1,351 kali dibaca
Suasana Training Of Trainer (TOT) praktik media pembelajaran 4.0 dan 5.0 di Pusat Belajar Guru, Kelurahan Mlatinorowito Kecamatan Kota, Kudus Jawa Tengah selama dua hari, (24-25/6/2019).

Kudus, ISKNEWS.COM – Puluhan guru yang tergabung dalam Forum Guru IPS Indonesia (Forgipsi) mengikuti Training Of Trainer (TOT) praktik media pembelajaran 4.0 dan 5.0 di Pusat Belajar Guru, Kelurahan Mlatinorowito Kecamatan Kota, Kudus Jawa Tengah selama dua hari, (24-25/6/2019).

“Jumlah yang mengikuti ada 40 guru, 1 wilayah ada yang 2 – 3 orang. Mereka datang dari perwakilan wilayah Propinsi di Indonesia,” terang Eni Kuswati, Ketua Umum, juga pendiri Forgipsi saat ditemui awak media.

Praktik media pembelajaran 4.0 dan 5.0, kata Eni, menekankan pada media pembelajaran dari konvensional ke format digital (virtual Class).

Sekarang ini, merupakan era Revolusi Industri 4.0. yang ditandai dengan digitalisasi karena mudahnya mengakses internet serta kecerdasan buatan. “Dengan kondisi sedemikian rupa di luar, apakah pembelajaran di kelas tetap konvensional? Jawabnya tidak. Harus ada perubahan-perubahan,” ungkapnya.

Untuk itu, dalam Kurikulum 2013 diutamakan penerapan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan penajaman-penajaman, literasi, keterampilan 4C (communication, collaboration, critical thinking and problem solving, creativity), dan guru mampu menyusun soal berbasis HOTS. Eni menyatakan, saat ini guru dituntut itu semua.

“Pembelajaran sekarang ini bukan lagi teacher center, melainkan harus student center. Kalau anak banyak tanya, itu indikator berpikir kritis. Nah, guru tinggal menggali agar anak-anak lebih kreatif,” ungkapnya.

Apalagi, lanjut Eni, ruang kelas di sekolah saat ini berisikan siswa dengan beragam kompetensi. Tentunya, guru harus bisa meningkatkan semua kompetensi yang dimiliki siswa tersebut. Jangan sampai ada anak yang tidak terfasilitasi kompetensinya.

Sementara untuk yang di daerah terpencil, harus diantisipasi ketika tidak ada LCD, listrik kurang, Wi-Fi, dan perangkat lainnya. “Bagi yang tidak ada sarana dan prasarana lengkap pendukung bisa dialihkan dengan sarana kreatif, inovatif dengan memanfaatkan barang bekas, menggunkan kacamata virtual misalnya,” paparnya.

Salah satu peserta, Putu Ambon dari Bali mengatakan, Ia sangat bersyukur karena disini mendapatkan banyak ilmu baru, teman baru dan pengalaman baru. “Dengan ilmu baru, bisa berbagi dengan guru lainnya. Untuk itu, kami ingin mengasah diri secara terus menerus di era milenial ini,” kata Guru IPS di SMP 6 Singaraja Bali. (AJ/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :