Stok Singkong Berlimpah Payak Targetkan Jadi Desa Mocaf

oleh -1,878 kali dibaca
Eka Pulihati memamerkan hasil olahan produksi makanan berbahan dasar tepung mocaf. (ivan nugraha)

Pati, ISKNEWS.COM – Luasnya lahan pertanian di Desa Payak, Kecamatan Cluwak membuat stok singkong di wilayah tersebut melimpah. Hal itulah yang membuat para perempuan yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Mawar Makmur memutar otak guna memanfaatkan singkong untuk pembuatan mokaf (modified cassava flour).

Bahkan tak tanggung-tanggung, puluhan ibu rumah tangga anggota KWT Mawar Makmur menargetkan untuk menjadikan Desa Payak sebagai Desa Mocaf. Hal itu diungkapkan koordinator KWT, Eka Pulihati disela-sela pelatihan pemanfaatan mokaf sebagai bahan baku olahan yang digelar disalah satu rumah warga setempat, Jumat (5-10-2018).

“Ini karena sebagian besar warga menanam singkong, sehingga saat panen stok melimpah. Sayang, pemanfaatan singkong sebagai bahan makanan olahan belum maksimal. Dan dengan mengolah menjadi mokaf, harapannya nilai jual singkong akan turut terdongkrak. Bahkan kami menargetkan Desa Payak sebagai Desa Mocaf, atau desa penghasil mocaf,” jelas Eka.

Upaya pemanfaatan mocaf itu menurutnya sebagai upaya turut menyukseskan program pemerintah One Village One Product. Mengingat, dalam pemanfaatnya mokaf bisa diolah menjadi berbagai macam makanan. Harapannya, hal itu akan mampu membantu mendorong perekonomian warga desa.

“Kami belajar membuat mocaf dan pemanfaatnya baru dua bulan yang lalu. Karena pada dasarnya mocaf akan mampu menggantikan tepung terigu sebagai bahan dasar berbagai macam makanan. Sementara ini kami memanfaatkan mocaf untuk bahan bakso, tahu bakso, stik hingga kue tart,” ujarnya.

Eka Pulihati juga menyebut, pemberdayaan ibu-ibu dilakukan dengan cara mengadakan pelatihan pembuatan tepung mocaf. Dengan pelatihan tersebut diharapkan singkong yang diolah menjadi tepung mocaf dapat menjadi usaha milik desa, sehingga kedepan bisa terus dikembangkan. Ia juga berharap tepung mocaf mengangkat kesejahteraan warga.

“Karena ini produksinya masih dalam skala kecil, semua proses pengolahannya masih dikerjakan secara manual. Sehingga untuk kedepan juga perlu dipikirkan penggunaan mesin jika untuk produksi dalam skala besar,” terangnya.

Sejauh ini pemasaran hasil produksi masih sebatas pada kenalan, hal tersebut manjadi kendala tersendiri. Harapannya, akan ada solusi terkait masalah tersebut.(IN)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.