Kudus, isknews.com – Hati-hati dengan stop kontak yang terpasang terus menerus, aus dan tak terkontrol. Sebuah kebakaran melanda Asrama SMP IT Al Islam, Desa Singocandi, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, pada Selasa (15/10/2024) pukul 17.30 WIB.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kudus, Mundir, mengonfirmasi bahwa api berhasil dipadamkan dalam waktu sekitar satu jam oleh tim gabungan pemadam kebakaran yang juga dibantu warga dan pengurus sekolah.
“Kami menerima laporan sekitar pukul 17.35 WIB dan langsung mengerahkan tim ke lokasi. Pemadaman selesai pukul 18.40 WIB. Api tidak sempat meluas ke bangunan lain,” kata Mundir dalam laporan institusinya.
Menurutnya, kebakaran diduga dipicu oleh korsleting listrik pada stop kontak yang tertancap terus-menerus di atas kasur berbahan kain dan busa. Bara api kemudian merambat ke tumpukan pakaian dan menyebar ke seluruh kamar.
“Api cepat menyambar tumpukan pakaian dan membakar dua ruas kamar santri serta satu ruas kamar ustadz, beserta seluruh isinya,” jelas dia.
Kebakaran ini menyebabkan kerusakan signifikan. Dua kamar santri dan satu kamar ustadz hangus terbakar, termasuk peralatan tidur, pakaian, serta keperluan belajar santri. Luas bangunan yang terbakar mencapai 15 meter x 6 meter. Total kerugian diperkirakan mencapai Rp 130 juta.
“Bangunan asrama, termasuk peralatan dan keperluan belajar santri, semuanya terbakar. Namun, beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” lanjut Mundir.
Saat kejadian, kamar asrama sedang kosong karena santri dan ustadz sedang melaksanakan persiapan shalat magrib di masjid. Asrama sendiri biasanya dihuni oleh 33 santri dan 3 ustadz pengasuh. Mundir menyebutkan bahwa kemungkinan besar kelalaian dalam penggunaan listrik menjadi penyebab utama kebakaran.
“Penggunaan stop kontak yang tidak diawasi dengan baik menjadi salah satu faktor penyebab kebakaran ini. Perlu perhatian lebih terhadap penggunaan listrik di asrama,” tegasnya.
Mundir menuturkan, setelah mendapat laporan, BPBD Kudus segera melakukan tindakan cepat. Tim BPBD melakukan assessment di lokasi, mendokumentasikan kejadian, serta memutus jalur api agar tidak menyebar ke bangunan lain di sekitar lokasi. Warga sekitar dan pengurus sekolah juga sempat melakukan pemadaman secara manual sebelum petugas tiba di tempat kejadian.
“Pihak kami bersama tim pemadam kebakaran dari BPBD Kudus, Satpol PP, dan PT Djarum berhasil memadamkan api dengan bantuan dari warga dan pengurus sekolah,” jelas Mundir.
Dijelaskannya, kronologi kejadian adalah pada sekitar pukul 17.35 WIB, kebakaran pertama kali diketahui oleh salah satu ustadz pengasuh. Ia segera melaporkan kejadian tersebut kepada pengelola asrama. Mereka sempat berusaha memadamkan api dengan cara manual, namun api dengan cepat membesar.
“Tim Damkar dihubungi sekitar pukul 17.45 WIB dan tiba beberapa menit kemudian untuk melakukan pemadaman secara menyeluruh,” terangnya.
Pemadaman api dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari dua unit Damkar BPBD Kudus, dua unit dari Satpol PP, dan satu unit dari PT Djarum. Selain itu, petugas dari TNI-Polri, perangkat desa, dan warga setempat juga ikut membantu dalam proses pemadaman.
“Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk relawan BPBD, petugas Damkar dari Satpol PP dan PT Djarum, serta TNI-Polri. Berkat kerja sama ini, api berhasil dipadamkan dalam waktu sekitar satu jam,” tambah Mundir.
BPBD Kudus mengonfirmasi bahwa tidak ada kebutuhan mendesak terkait penanganan korban atau pengungsian, mengingat semua penghuni asrama sedang berada di luar saat kejadian berlangsung.
Meski demikian, pihaknya mengimbau agar pihak sekolah lebih memperhatikan faktor keselamatan.
“Terutama terkait penggunaan listrik dan instalasi di dalam bangunan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan,” tandasnya. (YM/YM)