Kudus, isknews.com – Sejumlah agenda padat dilakukan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir di Kudus dalam sehari, Tiga kegiatan diantaranya yakni sejak pagi telah membuka dan melepas Jalan Sehat Gebyar Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke 48 di UMKU, dilanjut mengantar ketua PP Aisyiyah Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Asyiyah Dr. Siti Noordjannah Djohantini meninjau progress pembangunan RS Sarkies Aisyiyah yang mendekati selesai pembangunannya.
Kunjungan terakhir adalah peresmian PKU Muhammadiyah dan Grha Pemuda Muhammadiyah ranting Getassrabi. Keduanya mendapat apresiasi dari Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir, Minggu (11/09/2022).
Hal itu diungkapkannya saat meresmikan PKU Muhammadiyah dan Grha Pemuda Muhammadiyah Getasrabi kemarin. Dalam kedatangannya itu Haedar turut ditemani Sekretaris Umum Abdul Mu’thi serta ketua umum PP Aisyah Siti Noordjannah.
Bagi Haedar, langkah ranting Getasrabi menunjukkan model yang menggabungkan dakwah dan amal usaha berkemajuan. Meski di tingkat ranting, Getasrabi telah memiliki PKU Muhammadiyah yang akan menjadi pusat pelayanan kesehatan umum.
“Sedangkan saat ini masih banyak persoalan kesehatan,”ujarnya.
Diketahui Desa Getassrabi, Kecamatan Gebog ini merupakan kampung halaman Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. Haedar Nashir takjub dengan Grha Pemuda yang desain bangunannya ikonik dengan kadernya yang progresif dan visioner mendunia.
Selain PKU dan Gedung pertemuan itu, di Getassrabi sebelumnya Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Getassrabi berkolaborasi mendirikan SD ‘Aisyiyah Multilingual Darussalam Kudus yang menempati lantai ketiga gedung Darussalam Education Center Getassrabi. Ini merupakan SD ‘Aisyiyah pertama di Kudus.
Haedar mengatakan, bahwa setiap diberi amanah, Muhammadiyah tidak pernah menelantarkannya. Oleh karena itu, sungguh sangat mungkin Ranting-ranting Muhammadiyah bisa berbuat lebih dan berbagi untuk bangsa dan dunia.
Persebaran Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di seluruh pelosok tanah air, kata Haedar, sebagai aksi konkrit yang dilakukan oleh Muhammadiyah sebagai gerakan keagamaan sosial kemasyarakatan, dan dalam mengembangkannya akar tunggang nya berada di ranting dan cabang.
Langkah itupun dikatakannya sejalan dengan PP Muhammadiyah dimana pentingnya penataan karakter akhlak dan ekonomi. Terlebih sekarang ini pemuda memiliki dinamikan dan banyaknya godaan serta tantangan.
“Muhammadiyah harus menjadi kekuatan religius keagamaan. Ini menjadi bukti nyata bahwa Islam Wasatiyah, moderat yang membawa kemajuan,”terangnya.
Dia juga menyebut Islam menjadi pilar pembangunan Indonesia. Haedar ingin menegaskan bahkan Islam bukanlah ancaman bagi Indonesia. Pada poin itulah Muhammadiyah ingin hadir ditengah masyarakat dan bangsa.
“Dari Getasrabi ini akan kami terus gelorakan. Ranting Muhammadiyah yang hadir untuk kemajuan umat dan bangsa dengan karya nyata yang berkemajuan,”tambahnya.
Dalam kesempatan itu, dia juga berharap sekolah aisyah nantinya dapat menjadi sumber bagi peningkatan kualitas anak bangsa. Terlebih mengingat human development indeks serta tingkat saing bangsa ini masih dibawah negara-negara ASEAN.
Dalam mengembangkan AUM yang bermanfaat luas, ranting dan cabang Muhammadiyah tidak boleh takut. Sebab pintu-pintu langit akan dibuka. Agama Islam yang dipedomani oleh Gerakan Muhammadiyah senantiasa memberi penghidupan bagi setiap yang berbuat baik untuk semua.
“Di beberapa daerah, Muhammadiyah tidak bisa menghindari cobaan, akan tetapi tidak boleh menyerah dan tetap menebarkan kebaikan,” tuturnya. (YM/YM)