Tari Kidung Rahtawu Warnai Festival Ekraf Kudus 2025: Harmoni Seni, Budaya, dan Kreativitas

oleh -1,264 kali dibaca
Tari Rahtawu tampil memukau di acara festival ekraf Kudus 2025. (Foto: istimewa)

Kudus, isknews.com – Suasana meriah menyambut pembukaan Festival Ekonomi Kreatif (Ekraf) 2025 Exhibition & Cultural yang digelar pada Jumat, 13 Juni 2025, di halaman Balai Jagong Kudus. Acara pembuka ini langsung menyedot perhatian publik lewat penampilan memukau Tari Rahtawu yang dibawakan siswi SMP 1 Jati Kudus.

Tarian kreasi yang kaya makna ini menjadi sorotan utama para tamu undangan dan ratusan warga Kudus yang memadati arena festival. Hadir menyaksikan pertunjukan tersebut, Bupati Kudus Sam’ani Intakoris, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus Mutrikah, serta Ketua Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Kudus Valerie Yudistira Pramudya.

Lebih dari sekadar hiburan, Tari Rahtawu hadir membawa pesan mendalam tentang kekayaan budaya dan identitas Desa Rahtawu – desa wisata di kawasan lereng Muria yang selama ini dikenal karena keindahan alamnya. Tari ini diciptakan oleh Sanggar Seni Puring Sari pada tahun 2023 sebagai bagian dari upaya menggali potensi budaya lokal di tiap desa wisata di Kudus.

“Tari Rahtawu ini kami pilih karena ingin menampilkan sisi lain dari Rahtawu. Tidak hanya alamnya yang indah, tapi juga budaya masyarakatnya yang sangat berwarna,” ujar Tania Novadella, pelatih tari sekaligus pendidik yang membina Sanggar Seni Puring Sari.

Tania menjelaskan bahwa Tari Rahtawu merupakan tari kreasi baru yang memadukan unsur tradisional dengan gaya kontemporer. Gerakannya dinamis, menggambarkan semangat muda namun tetap berpijak pada akar budaya lokal.

“Anak-anak sekarang cenderung lebih menyukai tari kreasi. Masih ada nuansa etnik, tapi dibalut dalam gerak yang lebih modern. Ini membuat mereka lebih tertarik dan bangga menampilkannya,” imbuh Tania.

Penampilan di Festival Ekraf 2025 ini menjadi pementasan kedua Tari Rahtawu setelah sebelumnya dipertontonkan saat tradisi Dandangan. Para penarinya merupakan hasil didikan langsung dari sanggar dan masih duduk di bangku SMP.

Sanggar Seni Puring Sari sendiri saat ini memiliki sekitar 65 anggota aktif yang rutin berlatih berbagai genre tari, mulai dari klasik, tradisional, hingga tari modern seperti hip-hop dan kontemporer.

Kepala Disbudpar Kudus, Mutrikah, mengapresiasi penuh penampilan Tari Rahtawu. Ia menyebut tarian tersebut sebagai representasi ideal dari konsep desa wisata berbasis budaya dan alam.

“Tari Rahtawu adalah bagian dari program kami untuk mendorong tiap desa wisata memiliki tarian khas. Hingga kini sudah ada enam tarian baru yang dikembangkan, dan ini membuktikan bahwa kreativitas masyarakat desa sangat luar biasa,” kata Mutrikah.

Festival Ekraf Kudus 2025 akan berlangsung selama tiga hari, menampilkan berbagai potensi ekonomi kreatif yang berkembang di Kota Kretek. Rangkaian acara meliputi pertunjukan seni, pemilihan duta wisata, peragaan busana, live cooking, hingga hiburan rakyat.

Kehadiran Tari Rahtawu dalam festival ini menjadi simbol harmoni antara seni, budaya, dan semangat kreativitas lokal yang terus tumbuh. Dari desa di lereng Muria, semangat berkesenian generasi muda Kudus menampilkan wajah baru budaya yang membanggakan. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :