Teater Smp 4 Kudus, Upaya Melawan Wabah “ Filter Bubble “ Dalam Medium Teater

oleh -507 kali dibaca
Foto : Istimewa

Kudus, Isknews.com – Dalam era post-digital, di mana teknologi digital telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, muncul fenomena isolasi diri yang semakin mengkhawatirkan. Era post-digital tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga konsekuensi yang beragam, termasuk perubahan perilaku sosial dan psikologis akibat ketergantungan pada perangkat digital dan platform online. Isolasi diri ini menimbulkan sejumlah dampak negatif yang penting untuk dikritisi. 

Teknologi post-digital sering kali membuat individu lebih memilih berkomunikasi melalui perangkat digital daripada melakukan interaksi langsung. 

“Anak – anak sekarang mengirim pesan atau berkomunikasi melalui media sosial daripada bertemu dan berbicara langsung. Kondisi ini berpotensi menurunkan kemampuan individu dalam membangun hubungan sosial yang sehat dan membatasi interaksi yang sebenarnya penting untuk memperkuat ikatan sosial, seperti empati dan komunikasi non-verbal. “ ungkap Umam selaku sutrada pementasan Teater SMP 4 Kudus dalam lakon berjudul Wabah, naskah Hanindawan 2 November mendatang.

Studi menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan rasa cemas, stres, dan depresi. Isolasi diri dapat memicu perasaan kesepian dan menurunkan harga diri karena individu cenderung membandingkan hidupnya dengan kehidupan orang lain yang tampak “sempurna” di media sosial. Dalam jangka panjang, isolasi sosial yang disebabkan oleh interaksi digital yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan sosial dan depresi.

Dalam era post-digital, algoritma media sosial sering kali menampilkan konten yang sesuai dengan preferensi pengguna, yang menciptakan “filter bubble.” 

“ Filter bubble ini bisa mengisolasi seseorang dari perspektif yang berbeda, membatasi pandangan mereka pada sudut tertentu saja, dan memperkuat bias mereka sendiri. Hal ini berpotensi menyebabkan polarisasi sosial, di mana individu lebih sulit untuk menerima pandangan berbeda, merasa terisolasi dalam pandangan yang sama, dan menjadi lebih ekstrem atau dogmatis dalam pendapat mereka. “ tuturnya.

Banyak orang yang bergantung pada validasi sosial melalui jumlah like, komentar, atau pengikut di media sosial, yang bisa memperburuk isolasi diri. Ketika eksistensi diri bergantung pada respons dari media sosial, individu mungkin cenderung mengisolasi diri dari interaksi nyata.

“ Kedepan generasi kita adalah generasi seperti itu, oleh sebab itu media ekspresi seperti teater ini sangat diperlukan untuk menjadi ruang interaski bagi siswa – siswa untuk menuangkan gagasan hingga ekspresinya bersama teman – teman sebayanya“. tutupnya.

KOMENTAR SEDULUR ISK :