Tekan Penyebaran Covid 19, Tempat Wisata di Kudus Bakal Ditutup Jelang Lebaran Idul Fitri

oleh -1,503 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Pandemi virus covid 19 memaksa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus untuk menutup semua wisata menjelang lebaran idul Fitri tahun 2021. Pelarangan ini ditujukan agar menekan penyebaran virus covid 19 yang angka kasus positifnya masih fluktuatif, bahkan cenderung naik.

Bupati Kudus HM Hartopo menyampaikan, hingga beberapa hari setelah lebaran pun akan tetap menutuo tempat wisata. Kebijakan tersebut dipilih demi tidak menciptakan kerumunan yang dikhawatirkan menjadi kluster baru penyebaran vitus covid 19.

“Wisata tentunya akan saya tutup. Menjelang lebaran maupun selepas lebaran. H min berapa sampai H plus berapa nanti. Akan kita koordinasikan dengan pihak pariwisata. Baik pariwisata yang dikelola Pemkab Kudus maupun swasta,” kata Hartopo, Selasa (4/5/2021).

Ilustrasi pengunjung saat berfoto di lokasi Wana Wisata Ternadi, Dawe, Kudus (foto:My)

Kedatangan pemudik dari luar kota, lanjut Hartopo menjadi salah satu alasan wisata di Kudus harus ditutup. Apalagi jumlah pemudik yang datang jumlahnya lumayan banyak. Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri baginya.

“Ada pemudik yang sampai masuk ke Kudus, banyak sekali. Yang sudah masuk, kita lakukan pemantauan. Jadi demi bisa mengurangi kerumunan, salah satunya bisa kita lakukan di tempat wisata, ” imbuhnya.

Selain melarang beroperasinya tempat wisata, malam terakhir Bulan Ramadan nanti, Hartopo juga melarang adanya kegiatan takbir keliling. Yang biasanya dirayakan dengan pagelaran berbagai kerajinan tangan yang dihiasi dengan lampu warna warni mengelilingi desa. Diikuti ratusan bahkan ribuan peserta yang bersama-sama melantunkan bacaan takbir menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Tahun ini adalah kali kedua Kabupaten Kudus melarang adanya takbir keliling. Ditakutkan, bisa menimbulkan kerumunan dan menyebarkan virus covid-19 secara masif.

Untuk di daerah pinggiran kota, Hartopo meminta agar Camat dan Kepala Desa bisa saling berkoordinasi untuk menindaklanjuti perintahnya.

“Takbir keliling kita himbau untuk tidak ada. Untuk daerah pinggiran, kita serahkan ke Camat dan Kepala Desa. Kemarin waktu lakukan koordinasi dengan saya, Camat saya minta untuk himbauan ini di breakdown ke Kades untuk bisa ditindaklanjuti. Jangan sampai ada kerumunan di desa, ” jelas Hartopo.

Mengaca di tahun sebelumnya, di mana saat ditinggal pemudik kembali bekerja di luar daerah, angka kasus positif covid-19 di Kudus naik drastis. Ketakutan akan hal itu membuat Hartopo melakukan segala pengetatan dan pelarangan berbagai kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan banyak orang.

“Kita ketakutan sendiri, melihat lebaran kemarin setelah ditinggal pemudik kembali ke tempat kerjanya, kasus covid-19 di Kudus naik hampir 100 persen. Jangan sampai hal itu terjadi lagi, ” pungkasnya. (MY/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.