Tidak Teranggarkan Di RAB Proyek, Pembuatan Jembatan Darurat Partisipasi Rekanan

oleh -1,349 kali dibaca

KUDUS, isknews.com – Sarana pokok atau vital yang harus ada dan dibangun dalam setiap proyek rehabilitasi jembatan, terutama yang dengan membongkar jembatan lama dan mengganti jembatan baru, adalah jembatan darurat. Jembatan tersebut sangat penting, untuk lalu lintas warga masyarakat sekitar, untuk bisa tetap berhubungan, sebagai akses warga yang tempat tinggalnya berseberangan, di pisahkan oleh sungai yang jembatannya sedang dibongkar .
Namun meskipun merupakan kebutuhan vital, ternyata pengadaan jembatan darurat itu tidak teranggarkan dalam Rancangan Anggaran Belanja (RAB) proyek jembatan setempat. Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Bina Marga Pengairan Enesgi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ir Sam’ani Intakoris MT, melalui Kasie Pemeliharaan Jembatan, Jaswanto, saat dihubungi isknews.com, di ruang kerjanya, Rabu (19/8).
Menurut dia, jika pengadaan jembatan darurat itu dianggarkan dalam RAB proyek rehabilitasi jembatan, akan menjadi permasalahan tersendiri dan menyalahi ketentuan atau peraturan yang berlaku. Meskipun demikian, mengingat kebutuhan yang sangat vital, kepala dinas mengingatkan agar jembatan darurat, atau apa pun bentuknya, sebagai sarana lalu lintas warga masyarakat yang bersifat sementara, harus diusahakan ada atau tersedia. “Jadi pembangunan jembatan darurat itu adalah partisipasi dari rekanan atau penyedia jasa proyek, dengan anggaran swadaya.”
Jaswanto menjelaskan, sebenanya, jembatan darurat itu disediakan untuk warga pejalan kaki, karena itu lebarnya pun tidak lebih dari 1,5 meter, dan terbuat dari bahan-bahan non permanen, yakni kebanyakan dari bambu. Namun dalam prakteknya, ternyata warga yang mengendarai sepeda motor pun ikut melewati jembatan darurat tersebut. Konsekuensinya, mereka harus lewat secara bergantian, karena lebar jembatan yang terbatas.
Pihaknya mencontohkan jembatan darurat di Desa Ploso, yang atas permintaan warga dibuat agak kokoh, alasannya agar cukup kuat jika dilewati rombongan warga yang mengantar jenasah, dari arah seberang barat jembatan, karena lokasi pemakaman memang ada di seberang timur sungai Kaligelis, yang dipisahkan oleh jembatan Ploso yang kini dibongkar total.
“Kalau ada warga meninggal dan jenasahnya harus dibawa memutar lewat jembatan sebelah salatan atau sebelah utara, kan kasihan dan memakan waktu lama.” (DM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :