Uji Emisi Alat Pengolahan Sampah di Desa Jati Kulon, Komisi C Apresiasi Kolaborasi Pemerintah dan Swasta

oleh -1,555 kali dibaca
Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Kudus, Zaenal Arifin saat meninjau pelaksanaan uji emisi terhadap alat pengolahan sampah, Kamis (10/4/2025).(Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Upaya penanganan sampah di Kabupaten Kudus, khususnya di Desa Jati Kulon, menunjukkan progres positif melalui kolaborasi antara pemerintah, DPRD, dan pihak swasta.

Hal ini ditandai dengan pelaksanaan uji emisi terhadap alat pengolahan sampah (insinerator) bantuan dari PT Djarum yang diserahkan baru-baru ini.

Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Kudus, Zaenal Arifin, menyampaikan apresiasi kepada PT Djarum atas dukungan yang diberikan.

“Terima kasih. Ini alat insulator yang diberikan dari PT Djarum kepada Desa Jati Kulon, kemarin diserahkan, dan akan dipasang di awal tahun 2025,” kata Zaenal, Kamis(10/4/2025).

Ia menjelaskan bahwa alat tersebut telah diuji emisi oleh tim laboratorium dan jajaran yang terkait dari PT Djarum untuk memastikan pembakarannya tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.

“Proses pengujian emisi akan disampaikan setiap enam bulan sekali. Kapasitas alat ini sekitar 350 kilogram per 20 menit. Ini sangat membantu mengurangi beban sampah,” imbuhnya.

Zaenal juga menambahkan bahwa dukungan tidak hanya berupa insinerator, melainkan juga alat pencacah, alat pemilah, tong sampah untuk rumah tangga, dan bentor pengangkut sampah.

“Kami berharap BUMDes di desa bisa mengelola ini dengan baik agar menjadi contoh pengelolaan sampah berbasis desa,” ujarnya.

Senada, Sekretaris Komisi C, Rochim Sutopo, turut mengapresiasi program ini.

Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan swasta menjadi kunci keberhasilan dalam menangani persoalan sampah.

“Alhamdulillah, ini bagian dari aspirasi masyarakat yang kita tindak lanjuti. Dengan dukungan PT Djarum, kita menyediakan alat bantu yang sangat penting.

Hari ini, tim dari Bogor melaksanakan uji emisi untuk memastikan alat ini ramah lingkungan,” kata Rochim.

Rochim berharap program ini bisa menjadi pilot project pengelolaan sampah desa yang dapat ditiru oleh desa-desa lain di Kudus.

“Kami ingin agar Jati Kulon menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Jati Kulon, Hery Supriyanto, menyampaikan kesiapan desanya dalam mengelola sampah secara mandiri.

Ia menyebut, setiap harinya, Jati Kulon menghasilkan sekitar 6 ton sampah yang menjadi fokus utama pengelolaan.

“Ya, insya Allah nanti sampah kami yang 6 ton itu targetnya selesai dalam hari kerja. Kami fokus dulu ke sampah internal desa. Kami juga sudah diberi arahan dari PKPLH agar nantinya bisa mencakup sampah dari desa-desa sekitar,” ujarnya.

Hery menjelaskan bahwa saat ini alat sudah diuji emisi, dan hanya tinggal melengkapi infrastruktur pendukung.

“Insya Allah sudah siap, tinggal penataan tempat kerja agar nyaman bagi petugas. Setelah ini, mungkin bulan depan kami mulai operasional secara maksimal,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa lahan dan bangunan sudah disiapkan oleh pemerintah desa, sementara peralatan seluruhnya merupakan bantuan dari PT Djarum.

“Kami berharap pengelolaan ini bisa optimal dan menjadi contoh bagi desa lain,” tutup Hery. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :