Ulas Ulama 123 Desa, Penulis: Ajak Warga Kudus Melek Sejarah Desanya

oleh -1,801 kali dibaca
Mifrohul Hana sang penulis Buku “Jejak Ulama Nusantara”

Kudus, isknews.com – Buku sebanyak 10 jilid berjudul “Jejak Ulama Nusantara” merupakan karya Mifrohul Hanna Chamami, warga RT 05, RW 01, Desa Krandon, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.

Buku tersebut mengulas tentang Jejak Ulama 123 Desa di 9 kecamatan yang ada di Kudus. Tiap-tiap buku berisi lebih dari 200 halaman. Bahkan untuk buku jilid Kecamatan Kota halamannya hampir mencapai 500 terbagi menjadi dua buku.

Selain itu juga dibahas ratusan tokoh dan bangunan bersejarah. Tujuannya untuk menginventarisir nama cikal bakal (wali atau ulama sesepuh) di sejumlah desa di Kudus lengkap dengan sejarah dan kejadian mistis di dalamnya.

“Lahirnya buku itu merupakan keprihatinan di masyarakat, dimana banyak yang tidak mengetahui sejarah ulama dan desa,” kata Mifrohul Hana sang penulis Buku “Jejak Ulama Nusantara”.

Buku tersebut mulai ditulisnya dari saat 2017 lalu,dan diselesaikan kurang lebih 3 tahun, “Awal menulis membahas sejarah desa dan cikal bakal di wilayah Kecamatan Kota, lalu tahun selanjutnya berlanjut di wilayah Kecamatan lain di Kudus,” terangnya.

Dirinya menceritakan, Beragam kisah saat mencari sejarah dari desa ke desa, dari memulai interview, berkoordinasi dengan juru kunci makam, hingga cerita menarik dari beberapa makam yang perlu dijadikan pembelajaran hidup.

“Kalau juru kunci mengizinkan menulis saya tulis. Termasuk saat mengambil foto makam. Kalau tidak diizinkan saya tidak mengambil gambar,” ujar Hana yang juga alumni Madrasah Qudsiyyah.

Dirinya tidak menampik mengalami kesulitan setiap kali menggali informasi. Sebab, tidak ada dokumentasi terkait sejarah di Kudus.

”Informasi yang ada itu seringnya dari mulut ke mulut. Untuk yang berupa dokumentasi tertulis masih jarang,” ujar dia.

Dari situlah dirinya tergerak untuk mendokumentasikan sejarah di Kudus dalam bentuk buku. Tak ayal sebanyak 10 jilid buku telah dirampungkannya dalam kurun waktu tiga tahun sejak 2017.

Buku tersebut cukup laris. Selain diminati oleh peminat di Kudus, juga pernah terjual di beberapa kota, bahkan hingga sampai ke Singapura dan Malaysia.

”Sampai ke Singapura dan Malaysia karena ada temen alumni Qudsiyyah di sana,” pungkasnya. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :