Visualisasi Jalan Salib Warnai Peringatan Jumat Agung GKMI Tanjungkarang Kudus

oleh -1,947 kali dibaca
Jemaat GKMI Tanjungkarang memerankan adegan Yesus memikul salib dalam prosesi visualisasi Jalan Salib pertama di Kudus, Jumat (18/4/2025). (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Kudus, isknews.com – Suasana khidmat menyelimuti halaman Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Tanjungkarang, Jumat (18/4/2025) sore, saat ratusan jemaat mengikuti prosesi Jalan Salib untuk memperingati Jumat Agung. Prosesi ini menjadi momen istimewa karena baru pertama kali dilaksanakan dalam bentuk visualisasi langsung di Kudus.

Sekitar 200 jemaat terlibat dalam prosesi yang menggambarkan kembali kisah penderitaan Yesus Kristus sebelum penyaliban. Rute perjalanan dimulai dari halaman belakang gereja, melintasi jalan raya, dan kembali ke lokasi semula dengan jarak tempuh sekitar 500 hingga 600 meter.

Ketua Majelis GKMI Tanjungkarang, Boedi Poedjiono, menjelaskan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk menghadirkan pengalaman spiritual yang lebih mendalam bagi para jemaat.

“Dengan menampilkan langsung kisah sengsara Kristus, kami ingin jemaat tidak hanya mendengar cerita dari mimbar, tapi juga merasakannya secara emosional dan visual. Ini adalah wujud kontemplasi bersama atas pengorbanan Yesus demi keselamatan umat manusia,” ujarnya.

Prosesi dimulai dengan adegan pengadilan Yesus di hadapan Pontius Pilatus, dilanjutkan dengan perjalanan memikul salib menuju titik yang dimaknai sebagai Bukit Golgota, tempat penyaliban berlangsung. Seluruh adegan diperankan oleh para jemaat sendiri, lengkap dengan kostum dan properti pendukung.

Pendeta Hendrajaya, salah satu tokoh muda GKMI Tanjungkarang, menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi sarana pembelajaran iman, khususnya bagi generasi muda.

“Anak-anak muda kita perlu memahami nilai-nilai pengorbanan dan kasih. Dengan melihat langsung bagaimana Yesus disiksa dan disalib, mereka bisa lebih sadar akan makna dosa dan pentingnya pertobatan,” katanya.

Tak hanya jemaat, kegiatan ini juga melibatkan unsur lintas agama. Perwakilan dari Banser dan GP Ansor turut membantu pengamanan dan kelancaran prosesi, menunjukkan semangat toleransi yang kuat di tengah masyarakat Kudus.

“Momen ini bukan hanya tentang ritual keagamaan, tapi juga tentang bagaimana kita membangun solidaritas antarumat beragama. Kami sangat mengapresiasi keterlibatan semua pihak,” tutur Boedi.

Sebagai penutup rangkaian Paskah, GKMI Tanjungkarang juga akan menggelar ibadah kebangkitan pada Minggu Paskah dengan suasana sukacita, yang mencakup pertunjukan seni, tarian rohani, serta perjamuan kudus.

“Jumat Agung adalah refleksi penderitaan, sementara Paskah adalah perayaan kemenangan dan harapan baru. Dua momen ini menjadi inti iman Kristiani yang kami rayakan dengan penuh syukur,” imbuh Hendrajaya. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :