Kudus, isknews.com – Kabid Fasilitasi Perdagangan Promosi dan Perlindungan Konsumen pada Dinas Perdagangan Kudus, Minan Muchammad menyebut jika pihaknya mulai petakan (maping) desa-desa yang jauh dari lokasi pangkalan elpiji,
“Berencana maping atau memetakan wilayah di Kudus yang jauh dari pangkalan, selama ini hanya mengandalkan pengecer atau bakul gas bersubsidi. Hal ini sebagai upaya dini, yang nantinyauntuk mengatasi pengecer (saat diberlakukan) tidak bisa lagi mendapatkan jatah elpiji 3 Kilogram,” terangnya kepada awak media, Selasa (15/8/2023).
Ia menunjuk beberapa desa yang jauh dari pangkalan. Diantaranya, Kecamatan Dawe yakni Desa Glagah, Tergo, Japan dan lainnya.
Kemudian, Kecamatan Gebog yakni Desa Rahtawu dan Menawan yang beberapa dukuhnya ada yang aksesnya sulit dilalui jalur truk atau kendaraan roda empat. Minan mengaku, dipilah-pilahnya wilayah dan pendataan tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk dicarikan solusinya.
”Nantinya, kami rapatkan dengan koordinator agen elpiji dan juga dari Pertamina. Apakah, akan dibuka pangkapan baru, atau ada kebijakan khusus untuk daerah yang aksesnya sulit terjangkau pengiriman elpiji bersubsidi,” ujar Minan.
Cari Gas Elpiji di Warung Susah?
Masyarakat mengeluhkan jika mencari elpiji 3 Kilogram mulai susah, Menurut Kabid Fasilitasi Perdagangan Promosi dan Perlindungan Konsumen pada Dinas Perdagangan Kudus, Minan Muchammad mengatakan, jika di warung sudah mulai sulit didapat, hal itu dikarenakan ada kemungkinan pengurangan jumlah gas tiga kilogram.
Karena, lanjut Minan, sebelumnya, ada aturan pembelian pakai NIK, pangkalan mengalokasikan untuk pengecer 20 persen dari jatah yang didapat. Tapi, setelah aturan baru, bisa jadi pangkalan mengurangi jatah untuk pengecer.
”Sering kali dapat keluhan kalau NIK tidak bisa diinput, bisa jadi tidak masuk kategori masyarakat kurang mampu. Karena, data NIK itu otomatis ngelink ke beberapa sektor, seperti data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), kemudian pajak kendaraan dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Menurutnya, pembelian elpiji tiga kilogram tidak dengan NIK masih bisa dilayani, sebab masih masa transisi. Pertamina akan mengevaluasi sampai akhir Desember 2023. Maka, untuk mempersiapkan menuju 2024, pihaknya sudah memetakan wilayah yang sulit dijangkau mobil atau truk elpiji dan lokasi yang jauh dari pangkalan.
Sementara itu, Area Manager Communication, Relations, & CSR Brasto Galih Nugroho mengatakan, sampai saat ini dari total 3.796 pangkalan elpiji tiga kilogram di Kudus, telah terdapat 91 persen atau 3.448 pangkalan yang telah melayani pendataan dan pencatatan via web subsidi tepat LPG.
”Kami masih evaluasi, dan koordinasi dengan Dinas Perdagangan Kudus yang juga memiliki kewenangan pengawasan ditingkat kabupaten. Alhammdulillah, Kudus masih kondusif dan stok elpiji masih aman,” kata Brasto. (AS/YM)