Pati, isknews.com – Gagal panen dialami para petani di sekitar bantaran sungai Silugonggo, Kabupaten Pati. Tanaman padi yang mereka tanam dua bulan lalu mati setelah suplai air gagal didapat para petani.
Pasalnya, suplai air ke area persawahan sudah terhenti sejak satu setengah bulan lalu. Para petani disana biasanya memompa air di sungai Silugonggo untuk mengaliri sawahnya. Namun air laut yang pasang membuat para petani berhenti menggunakan air dari sungai.

Ketua Kelompok Tani Mekar Sari, Desa Mintobasuki, Parmin (45) menerangkan hampir semua sawah di desanya mengalami gagal panen. “Kalau jumlah sawah mungkin lebih dari sepuluh hektare. Tetapi yang saya tahu sekitar delapan hektare sawah itu hanya bengkok desa. Belum termasuk yang lain,” kata Parmin.
Parmin mengatakan sebenarnya pada 20 September lalu lahan persawahan di Desa Mintobasuki seharusnya mendapatkan suplai air dari Waduk Kedung Ombo. Namun saat kiriman air tiba tanaman padi petani terlanjur kering dan tidak dapat diselamatkan.
“Sebetulnya kami bisa saja menggunakan air kiriman dari waduk. Tetapi tanaman yang terlanjur kering lebih baik biaya perawatannya untuk membeli beras saja,” kata Parmin.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Pati, Nikentri Meiningrum mengatakan kekeringan di area persawahan Kabupaten Pati hampir merata. Terhitung terdapat 500 hektare dari 10 ribu hektare sawah tidak mendapatkan suplai air untuk pertanian.
“Sementara jumlah puso atau gagal panen pada MT3 seluas 27 hektare. Jumlah ini sebagian besar sebabkan air payau dari Sungai Silugonggo untuk mengaliri persawahan para petani,” katanya.
Niken berharap pada tahun depan para petani sudah menggunakan varietas padi dengan ketahanan terhadap air payau. Hanya varietas padi masih tahap uji coba di Kecamatan Trangkil dan Kecamatan Dukuhseti.(mel)