Kudus, isknews.com – Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Kudus belum lama ini menyebabkan delapan sekolah terendam. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah-sekolah terdampak harus beralih ke sistem pembelajaran daring.
Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus, Anggun Nugroho, mengungkapkan bahwa delapan sekolah yang terendam sejak Kamis (23/1/2025) terdiri dari tujuh sekolah dasar (SD) dan satu SMP, yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu Mejobo, Jati, dan Kaliwungu.
“SMP 2 Mejobo sempat menerapkan KBM daring karena air banjir masuk ke lingkungan sekolah. Namun, kabarnya besok (1/2/2025) sudah bisa kembali menerapkan pembelajaran tatap muka karena banjir di sekolah tersebut mulai surut. Untuk sekolah dasar lainnya, kemungkinan masih menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh,” jelas Anggun.
Tujuh SD yang terdampak banjir antara lain SD 4 Kesambi, SD 2 Mejobo, dan SD 4 Golantepus di Kecamatan Mejobo; SD 3 Pasuruhan Lor di Kecamatan Jati; serta SD 1 Setrokalangan, SD 2 Setrokalangan, dan SD 1 Banget di Kecamatan Kaliwungu.
Disdikpora Kudus saat ini masih mendata sekolah lain yang kemungkinan terdampak banjir, baik yang lingkungannya terendam maupun yang akses masuknya terhambat genangan air. “Kami juga masih mengecek kondisi SMP 2 Jati dan SMP 2 Undaan untuk memastikan dampaknya,” tambahnya.
Anggun berharap para peserta didik di sekolah terdampak tetap bisa mendapatkan pendidikan yang layak, meskipun melalui pembelajaran daring. “Skema pembelajaran bagi sekolah yang terdampak banjir diserahkan kepada masing-masing sekolah, dengan tetap mengajukan izin pembelajaran daring ke Disdikpora,” tegasnya.
Dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi hujan, pihak sekolah dan masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi dari pemerintah daerah serta dinas terkait. (AS/YM)