Kudus, isknews.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus terus memantau kondisi banjir yang melanda sejumlah desa di wilayah Kecamatan Jati dan Kaliwungu. Penurunan debit air Sungai Wulan di Bendung Wilalung memberikan sedikit harapan, meskipun sejumlah desa masih tergenang.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus, Mundir, menyampaikan bahwa debit air Bendung Wilalung telah turun menjadi 1.200 meter kubik per detik dari sebelumnya 1.500 meter kubik per detik. Namun, kondisi tanggul Sungai Wulan di beberapa titik masih rawan, terutama karena curah hujan tinggi selama sebulan terakhir.
“Kami tetap bersiaga untuk memastikan tanggul-tanggul yang kritis tidak jebol. Desa-desa terdampak seperti Setrokalangan dan Pasuruhan Lor di Kecamatan Kaliwungu menjadi perhatian utama, karena genangan masih cukup tinggi,” ujar Mundir.
Ia menambahkan, banjir yang terjadi telah mengganggu akses jalan di beberapa lokasi. Desa lainnya seperti Jetis Kapuan, Blimbing Kidul, dan Jati Wetan di Kecamatan Jati juga terdampak, meskipun intensitas genangan mulai berkurang.
Menurut data BPBD Kudus, banjir ini dipicu oleh tingginya intensitas hujan serta meluapnya Sungai Wulan. Selain itu, pembukaan pintu air Bendung Wilalung dilakukan untuk mengurangi tekanan pada bendung. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat surutnya genangan di wilayah hilir.
“Kami telah mengerahkan tim untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak, termasuk mendistribusikan logistik. Evakuasi juga dilakukan di titik-titik yang membutuhkan,” tambah Mundir.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Kudus telah menetapkan status siaga darurat bencana banjir untuk mengantisipasi potensi kejadian yang lebih buruk. Koordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sosial terus dilakukan untuk memastikan penanganan berjalan optimal.
BPBD Kudus mengimbau masyarakat tetap waspada, terutama bagi mereka yang tinggal di dekat tanggul sungai. Upaya penanganan darurat terus dilakukan untuk meminimalkan dampak banjir di desa-desa terdampak. (AS/YM)