Kudus, isknews.com – Badan Pengelola Latihan (BPL) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kudus mengadakan kegiatan Sekolah Alam dengan tema “Belajar dari Muria”.
Kegiatan ini berlangsung dengan menggandeng pegiat alam Muria dan bertujuan meningkatkan kesadaran kader HMI Cabang Kudus terhadap lingkungan serta cara mengolah hasil pertanian.
Pada Rabu pagi, peserta Sekolah Alam mengikuti sesi pembelajaran tentang sejarah dan pengolahan buah parijoto di Alammu, sebuah tempat edukasi dan wisata di kawasan Muria.
Pemilik Alammu, Tryan menjelaskan perjalanan panjang parijoto dari tanaman liar menjadi varietas yang dibudidayakan oleh petani. Parijoto memiliki nilai jual tinggi dan pengolahannya bertujuan untuk memanfaatkan hasil panen yang melimpah agar tidak terbuang sia-sia.
Selain itu, parijoto dipercaya memiliki khasiat kesehatan, termasuk membantu pasangan yang ingin segera memiliki keturunan. Buah ini disebut sebagai anugerah dari “Suwarga Muria” karena kekayaan hayati yang dimilikinya.
Setelah sesi di Alammu, peserta melanjutkan perjalanan ke Gudang Kopi Muria untuk mempelajari konservasi dan pengolahan kopi.
Dijelaskan bahwa kopi Muria memiliki sejarah panjang sejak era tanam paksa kolonial Belanda dan terus dibudidayakan hingga saat ini. Kopi Muria terdiri dari dua jenis, yaitu Arabica dan Robusta, yang memiliki cita rasa khas dan berbeda dari kopi lainnya. Karena keunikan rasanya, kopi Muria banyak diminati oleh masyarakat.
Dalam sesi konservasi, komunitas pegiat konservasi Muria memberikan penjelasan tentang keanekaragaman hayati dan satwa di Pegunungan Muria. Kawasan ini masih menjadi habitat berbagai satwa langka seperti macan tutul, burung endemik, dan reptil.
Sementara itu, Ketua Umum BPL HMI Cabang Kudus, Arif Lukman Hakim, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kader HMI terhadap pentingnya menjaga lingkungan di tengah krisis iklim yang menjadi isu krusial di kalangan generasi muda saat ini. “Perlindungan satwa dan tumbuhan sangat penting dilakukan di tengah maraknya alih fungsi hutan menjadi perkebunan industri,” ujar Arif.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada kader HMI tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan memberdayakan potensi pertanian lokal untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. (AS/YM)