Rembang, ISKNEWS.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang, senantiasa menjaga ketahanan pangan setiap rumah tangga, salah satunya melalui komoditas beras terutama untuk rumah tangga miskin. Dari sisi ketersediaan, pemkab melalui Inpres memberikan jaminan harga dan pasar bagi hasil produksi petani melalui penyerapan atau pengadaan Perusahaan Umum (Perum) Bulog, sehingga petani memiliki semangat untuk terus berproduksi.
Namun demikian di Rembang, Beras Sejahtera (Rastra) yang ada di Bulog diduga tidak terserap dengan baik oleh masyarakat. Terbukti, dari jumlah stok beras rastra yang ada di gudang Bulog masih terbilang cukup banyak. Padahal jika dapat terserap dengan baik, stok beras Bulog akan berkurang sehingga Bulog akan membeli beras dari petani dan kesejahteraan petani padi dapat terjaga.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengatakan, keberadaan beras rastra seharusnya dimanfaatkan dengan baik oleh warga yang tidak mampu. Namun temuan di lapangan ternyata beras yang seharusnya dikonsumsi malah dijual kembali ke Bulog.
“Rastra itu beras untuk rakyat miskin karena kualitas tidak bagus, akhirnya orang tidak mau memasak kemudian dijual ke Bulog lagi dan digantikan dengan uang. Saya bukan mengada-ada, saya berani mempertanggungjawabkan perkataan saya ini,” tegasnya.
Lebih lanjut Bupati menjelaskan, jika masyarakat mendapat beras yang kurang bagus, hendaknya segera meminta ganti dengan yang bagus ke Bulog. Dengan begitu beras rastra dapat terserap dengan baik.
“Kalau dapat beras jelek segera minta ganti ke Bulog pasti diganti, jangan malah dijual. Kalau ini diterus-teruskan, sampai kiamat produksi petani kita tidak akan terserap oleh Bulog,” ujarnya.
Bupati menerangkan, bahwa tingkat kesejahteraan para petani dan masyarakat dapat dicapai. Asalkan beras rastra Bulog bisa terserap dengan baik oleh masyarakat.
“Saya sudah ada data memang beras rastra yang diserahkan tidak semuanya jelek, tapi karena sudah menjadi budaya, orang tidak mau tahu berasnya yang penting dapat uang, jadi sama-sama salahnya,” imbuhnya.
Bupati berpesan, untuk Bulog agar tidak membeli beras rastra dari masyarakat. Ia mengklaim jika Bulog tidak membeli beras rastra maka kasus tersebut tidak akan terjadi. “Jangan beli beras yang seperti itu, sudah intinya di Bulog, kalau tidak dibeli tidak akan ada seperti itu.”
Selain itu, Bupati juga mendapat laporan terkait pengurangan terhadap beras rastra yang dikembalikan ke Bulog. Pengurangan tersebut, merupakan kecurangan yang harus segera ditindak kerugiannya.
“Beras rastra yang dikembalikan itu, ditusuk sehingga beras berkurang. Makanya kalau karung beras itu ditimbang pasti kurang. Ibaratkan karung beras yang ditusuk keluar satu ons kalo sepuluh putaran bisa 1 kg, itu sebuah kerugian,” sebutnya.
Dalam hal ini, diharapkan Bulog tidak main-main dalam pembelian beras yang sudah di berikan ke warga. Dengan demikian, bisa dipastikan beras produksi dari para petani akan terserap dan kesejahteraan petani akan meningkat. (RTW/AM)