Kudus, isknews.com – Suasana hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran baru 2017-2018 dilakukan dengan menyenangkan dan riang gembira. Murid baru yang awalnya tegang menjadi menyenangkan,
suasana itulah yang dialami oleh seluruh siswa/I baru sejumlah 263 yang diterima di SMP 2 Kudus, Senin (17/7).
Hal itu dikarenakan pihak sekolah lebih mengutamakan materi yang diberikan oleh guru dan rileksasi dengan yelyel, Gemes (Generasi Enter Manis), jadi dalam pelaksanaan pengenalan sekolah ini mengutamakan materi yang asyik tanpa ada perpeloncoan dan bully.
“Kita sudah ganti namanya yang tadinya MOS sekarang menjadi MPLS atau massa pengenalan lingkungan sekolah, yang mengedepankan pendidikan karakter dan tidak ada acara perpeloncoan, oleh karena itu kegiatan ini diisi oleh guru dan staf,” kata kepala sekolah (Kasek) SMP 2 Kudus Sujarwo.
Dirinya mengatakan, Pelaksanaan MPLS dilaksanakan selama tiga hari 17,18,19 Juli 2017. Selama MPLS berlangsung, peserta didik harus sudah berada di sekolah pada jam 07.00 pagi dengan diawali apel dihalaman sekolah, berlanjut mengikuti materi sampai selesai hingga jam 12.00 siang, untuk pendidikan agama, peserta didik diajak untuk sholat dhuhur berjama’ah sebelum pulang.
MPLS diisi dengan pemberian materi pengenalan lingkungan sekolah, tata tertib, motivasi untuk belajar, teori upacara bendera, pengenalan kegiatan ekstrakurikuler, program cara belajar yang baik. Selain itu, diisi dengan kegiatan pengenalan lingkungan fisik, diantaranya meliputi ruang kelas, kantin, mushola Dan lainnya. Selanjutnya pengetahuan kesadaran berbangsa dan bernegara juga diajarkan, edukasi tentang kebersihan lingkungan, ceramah pengenalan TI, kepramukaan serta ceramah bahaya narkoba, disiplin berlalu lintas dan kepemimpinan.” Paparnya.
Sujarwo mengatakan, MPLS sebagai ajang pengenalan lingkungan sekolah dan fasilitasnya juga diisi dengan penanaman budaya disiplin yang berimbas pada disiplin belajar dan kerja keras.
Dirinya menambahkan, “MPLS sangat penting, artinya untuk pengenalan lingkungan sekolah, membudayakan hidup tertib, pelestarian tanaman, kebun sekolah dan menjalin komunikasi antar warga sekolah. Tata krama juga diberikan untuk mengisi penguatan pendidikan karakter dan budaya malu di sekolah,” pungkasnya. (AJ)
