Kudus, isknews.com – Debat Pilkada Kudus 2024 yang digelar pada Kamis malam, 24 Oktober 2024, di Hotel Griptha, Kudus, berlangsung meriah dengan sorak-sorai dari para pendukung kedua pasangan calon bupati dan wakil bupati.
Namun, antusiasme tersebut justru menimbulkan keluhan dari masyarakat yang mengikuti acara ini, baik secara langsung di lokasi maupun melalui siaran televisi dan online. Tidak hanya masyarakat yang hadir di tempat, tetapi juga para penonton yang menyaksikan debat melalui kanal YouTube KPU Kudus mengeluhkan kebisingan yang mengganggu jalannya debat.
“Penontone berisik,” tulis beberapa akun di kolom komentar selama siaran langsung tersebut berlangsung.
Debat ini mempertemukan dua pasangan calon yang akan bersaing dalam Pilkada Kudus 2024, yaitu Samani Intakhoris-Bellinda Putri Sabrina Birton (paslon nomor urut 1) dan Hartopo-Mawahib (paslon nomor urut 2).
Keduanya memaparkan visi-misi serta program unggulan yang akan mereka jalankan jika terpilih untuk memimpin Kudus selama lima tahun ke depan.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kudus, Ahmad Amir Faisol, yang membuka debat, mengharapkan agar acara ini bisa menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk mengenal lebih dalam gagasan yang dibawa masing-masing pasangan calon.
“Kami berharap masyarakat Kudus bisa mengikuti jalannya debat ini dengan baik, sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan dalam memilih pemimpin Kudus pada Pilkada mendatang,” ujar Faisol.
Namun, selama acara berlangsung, suara sorakan dan yel-yel dari para pendukung kedua paslon sering kali menutupi suara pembicara di atas panggung. Hal ini dikeluhkan oleh sejumlah masyarakat yang mengaku kesulitan mendengar paparan visi-misi paslon karena suara berisik dari pendukung.
“Saya datang untuk mendengarkan apa yang akan dilakukan para calon untuk Kudus ke depan, tetapi terkadang sulit mendengar karena sorakan dari para pendukung,” ungkap salah satu penonton yang hadir di acara tersebut.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh beberapa penonton yang menyaksikan debat melalui siaran televisi dan online. Mereka menyatakan bahwa kebisingan dari pendukung membuat paparan calon menjadi kurang terdengar jelas.
Debat tersebut memang disiarkan secara langsung melalui stasiun televisi lokal dan akun YouTube resmi KPU Kudus. Banyak warga yang memanfaatkan siaran langsung tersebut untuk mengikuti jalannya debat dari rumah.
Meski demikian, gangguan suara dari para pendukung turut mempengaruhi kualitas audio dalam siaran tersebut, menyebabkan beberapa pemirsa sulit menangkap dengan jelas apa yang disampaikan oleh para calon bupati dan wakil bupati.
Dalam acara debat ini, para panelis yang terdiri dari tokoh-tokoh akademik dan profesional memberikan pertanyaan kritis kepada kedua pasangan calon. Panelis tersebut meliputi Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus, Prof. Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc., M.Si., Anggota KPU Provinsi Jawa Tengah Eni Misdayanti, S.Ag., MM, pengusaha sekaligus mewakili unsur profesional Deka Hendratmanto, Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) Dr. Edi Susanto, SKp., M.Kes., serta Dosen UIN Salatiga Dr. Pardiman S.Sos., M.Pd.
Paslon nomor urut 1, Samani Intakhoris dan Bellinda Putri Sabrina Birton, memaparkan visi mereka dengan tema “Kudus Sehat, Sejahtera, Harmoni, dan Taqwa.” Samani menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi rakyat serta perbaikan infrastruktur, termasuk pembentukan satuan tugas untuk menangani jalan berlubang dan lampu jalan yang rusak.
Bellinda, sebagai satu-satunya perempuan dalam kontestasi Pilkada, mengajak pemuda dan perempuan untuk terlibat aktif dalam pembangunan Kudus.
Di sisi lain, paslon nomor urut 2, Hartopo dan Mawahib, membawa visi “Kudus Peradaban Maju dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045.” Hartopo menyoroti potensi ekonomi Kudus yang meliputi sektor industri, perdagangan, pertanian, dan UMKM, serta pentingnya meningkatkan sumber daya manusia yang unggul untuk mendukung kemajuan ekonomi daerah.
Mereka juga berkomitmen untuk melanjutkan program tunjangan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat yang telah berjalan selama kepemimpinan sebelumnya.
Suasana debat yang berlangsung dengan penuh semangat dari para pendukung kedua pasangan calon diwarnai dengan teriakan dukungan sepanjang acara. Meski hal ini menambah semarak suasana, banyak penonton yang berharap agar debat berikutnya dapat lebih tenang sehingga fokus bisa sepenuhnya pada gagasan yang disampaikan oleh para calon.
Masyarakat Kudus kini menantikan debat kedua yang akan semakin memperjelas program kerja dari masing-masing pasangan calon, sebelum pemungutan suara digelar pada 27 November 2024 mendatang. Semua pihak berharap agar debat berikutnya dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang siapa yang pantas memimpin Kudus lima tahun ke depan.(YM/YM)