KUDUS, isknews.com – Desa Setro Kalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, yang merupakan desa langganan banjir setiap tahun, pada setiap musim hujan, di musim kemarau ini tidak luput dilanda kekeringan. Hal itu seperti dialami Dukuh Karangturi, Desa Setro Kalangan.
Dukuh yag letaknya di bawah tanggul Sungai Wulan ini, sudah beberapa bulan ini, sumur-sumur bur yang airnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, kondisinya kering. Akibatnya warga pun harus membeli air dari Pelayanan Air Minum Dan Sanitasi untuk Masyarakat (Pamsimas), menara tandon air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kudus.
Ketua RT-01/RW-03, Dukuh Karangturi, Desa Setrokalangan, Parwoto, (50 th), yang dihubungi isknews.com, di tempat tinggalnya, Minggu (4/10), membenarkan hal itu. Menurut dia, hampir setiap penduduk Dukuh Karangturi yang berjumlah sekitar 300 kepala keluarga (KK), terdiri atas sekitar 1000 jiwa itu, memiliki sumur bur atau oleh warga disebut sumur pantek. Sumur dengan kedalaman rata-rata 20-30 meter itu, airnya lancar sepanjang musim penghujan dan bisa memenuhi kebutuhan air bersih. “Asal tidak sedang terjadi banjir, sumur pantek itu masih bisa digunakan.”
Akan tetapi di musim kemarau seperti ini, ungkapnya lanjut, sumur-sumur bur itu secara perlahan-lahan airnya menyusut, sampai kemudian tidak keluar airnya setetes pun. Mengingat air bersih merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa ditunda, warga pun mau tidak mau harus membeli air, yakni dari fasilitas menara tendon air Pamsimas, yang dibangun dan disediakan oleh PDAM Kabupaten Kudus. “Caranya dengan memasang jaringan pipa yang dilengkapi alat meteran ( pengukur pemakain air), di setiap rumah warga.”
Parwoto menambahkan, meskipun telah tersedia Pamsimas, tidak semua warga memanfaatkan fasilitas tersebut. berdasarkan data yang ada di pihaknya, sekitar 80 persen warga yang sudah mamasang meteran dan kran air Pamsimas di rumahnya. Kebaratan warga kemungkinan biasa mendapatkan air bersih dengan cuma-cuma. Padahal harga yang harus dibayar warga cukup terjangkau, yakni Rp 800 per meter. “Pemakaian atau kebutuhan air bersih rata-rata 2 – 3 meter per warga per hari.” (DM)