Surakarta, isknews.com – Dialog Publik diselenggarakan di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis hari ini (Selasa, 24/11) mendatangkan 6 pembicara yaitu Dr. Wawan H. Purwanto sebagai pengamat intelijen, Lukman Hakim Ph.D perwakilan Dosen FEB UNS, Suwarmin Pemred Solopos, Anas Syahirul Pemred Joglo Semar, Bambang Gage dari Kadin Jateng,dan Liliek Setyawan seorang pengusaha tekstil asal Kota Solo. Dialog ini membahas mengenai Upaya Penguatan Rupiah dan Stabilitas Nasional.
Dalam dialog ini masing – masing pembicara menyampaikan materi dari sudut pandang berbeda. Seperti yang disampaikan Lukman Hakim Ph.D Dosen FEB UNS perwakilan akademisi bahwa cara pandang akademisi dengan masyarakat umum itu ada perbedaan, akademisi yang mengacu pada teori dan masyarakat yang mengacu pada kejadian langsung di lapangan. Teori dan keadaan sebenarnya terkadang tidak sesuai. Contohnya saja, pemerintah yang sering menutupi bahwa Indonesia seakan baik – baik saja dalam bidang keuangan, namun sebenarnya Indonesia seringkali kekurangan uang, karena hal inilah salah satu alasan mengapa pembayaran pajak tiba – tiba lebih tinggi, jelas Lukman Hakim PH.d saaat menyampaikan materi (Selasa, 24/11).
Ketika Indonesia berada pada situasi krisis, ekspor Indonesia menurun, serta bahan pokok dipasar langka dan mahal, hal ini membuat barang impor lebih mendominasi pasar. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana pengelola menata perekonomian terutama dibidang perdagangan dan pasar agar lebih harmonis.
Permasalahan saat ini yang paling terlihat yaitu suku bunga yang tinggi. Karena masalah ini, Presiden Joko Widodo dan Wakil Jusuf Kalla telah menghubungi Bank Indonesia untuk cepat menanganinya, namun sampai sekarang belum ada tanggapan. Bank Indonesia merupakan bank independen sehingga pemerintah tidak ikut andil dalam masalah yang berkaitan di dalam BI.
Pemerintah tidak bisa tinggal diam karena masalah ini berkaitan erat dengan sektor perekonomian Indonesia. Peran pemerintah disini sangat dibutuhkan, bagaimanan pemerintah lebih memperhatikan Sektor Riil perekonomian Indonesia, karena suku bunga yang semakin tinggi, Sektor Riil akan berkembang lebih lambat dibanding dengan suku bunga yang semakin rendah yang membuat perkembangan Sektor Riil dan Sektor Keuangan semakin cepat dan hal tersebut akan mempercepat pertumbuhan ekonomi disuatu Negara, imbuh Lukman.
Amalia Zulfana
