Gas Elpiji 3 Kg Langka di Kudus, Begini Penjelasan Pertamina

oleh -3,198 kali dibaca
Gambar ilustrasi seorang pengecer gas elpiji di Kudus (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Sejumlah warga di wilayah Kabupeten Kudus, mengeluhkan sulitnya memperoleh Gas Elpiji 3 Kilogram (Kg). Keluhan atas kelangkaan Gas elpiji bersubsidi tersebut menurut mereka sudah sejak sepekan lalu. Atas kondisi tersebut menyebabkan bila stok ada, harga jual elpiji 3 Kg terkerek naik.

Keluhan atas Kelangkaan tersebut juga dirasakan oleh Thoriq (50), pria warga Desa Rendeng, Kudus yang menceritakan bahwa dirinya kini kesulitan mencari elpiji subsidi pada hari Minggu (28/08/2022) malam. Dia mengaku telah berkeliling ke sejumlah warung dan toko-toko pengecer, namun tidak ada stok sama sekali.

Sempat mengeluh langka, pedagang Warung makan Mbak Rijoens ini akhirnya berhasil memperoleh gas elpiji 3 Kg dari pedagang eceran (Foto: YM)

“Keliling sampai 23 toko itu tidak ada sama sekali. Sampai saya titip ke rumah makan biasanya diantar langsung sama agen,” ujarnya, Senin (29/08/2022).

Tak hanya Thoriq, Umi Ningsih, warga Desa Tumpangkrasak, juga mengeluhkan kesulitan mencari elpiji subsidi sejak sebulan ini. Bahkan dia terpaksa menumpang masak di rumah tetangga saat tidak ada stok.

“Pernah kehabisan gas, beli juga nggak ada. Ditawari sama tetangga masak di rumah,” ujar Umi yang juga membuka warung jagung bakar di kawasan Wergu Wetan, Kudus.

Sementara itu pedagang warung makan “Mbak Rijoens” Rian Wijayanti (36) menyampaikan, dirinya sudah kesulitan mencari elpiji subsidi 3 Kg sejak dua minggu yang lalu. Bahkan, harganya yang semula Rp 20 ribu sampai Rp 22 ribu per tabungnya menjadi Rp 23 ribu per tabung.

“Naik Rp 1.000 dari biasanya karena cari barangnya susah. Ya sudah nggak apa-apa, yang penting bisa jualan,” kata pedagang kaki lima di Jalan PG Rendeng, Mlati Norowito, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Senin (29/8/2022).

Dia juga terpaksa harus menambah stok tabung yang ada di warungnya menjadi lima buah agar ada penjual yang bersedia untuk mengantarkan ke warungnya.

“Ada penjual elpiji yang bersedia mengantar tapi minimal pembeliannya lima tabung,” ujar dia.

Sementara itu, pedagang warung makan lainnya, Subiyanti (42), warga Tumpangkrasak, menceritakan kelangkaan elpiji subsidi tersebut, bahkan membuat harganya meroket. Sebagai pedagang kecil, tabung gas elpiji merupakan kebutuhan pokok agar bisa tetap berjualan makanan.

“Harganya mahal kemarin pernah beli sampai Rp 25 ribu per tabung tetap saya beli. Tapi sekarang masih Rp 23 ribu,” ujar dia.

Dia berharap, agar elpiji subsidi dapat terjangkau dan mudah diperoleh terutama bagi para pedagang kecil. Disparitas harga yang terlalu jauh dengan elpiji non subsidi membuatnya tetap bertahan untuk menggunakan tabung elpiji 3 Kg yang menawarkan harga lebih terjangkau.

“Tabung yang pink atau yang biru itu mahal. Selisih harganya jauh, jadi saya beli yang murah,” ujar dia.

Menanggapi kelangkaan tersebut, PT Pertamina Jawa Bagian Tengah (JBT) menduga adanya dugaan penimbunan terkait kelangkaan elpiji 3 kilogram (Kg) yang terjadi di Kabupaten Kudus dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir.

Pjs Area Manager Communication, Relation and CSR Pertamina Jawa Bagian Tengah (JBT), Marthia Mulia Asri menjelaskan, saat ini tengah adanya kerawanan terkait pengoplosan dan penimbunan elpiji 3 Kg.

“Ini lagi rawan pengoplosan sama yang menimbun (tabung gas subsidi 3Kg),” ujar dia, Senin (29/8/2022).

Pihaknya, berencana akan bekerjasama dengan kepolisian untuk mengurai kelangkaan tabung gas elpiji di Kabupaten Kudus tersebut.

“Kami kerjasama dengan Polri untuk memantau indikasi tersebut,” ucapnya.

Dugaan itu juga semakin kuat karena tidak adanya perubahan alokasi elpiji subsidi yang diberikan kepada masyarakat di wilayah Kabupaten Kudus. Asumsi lain terkait kelangkaan itu, ditaksir juga karena adanya peralihan konsumen yang semula menggunakan elpiji non subsidi menjadi elpiji subsidi.

Hal itu menyusul disparitas harga yang terlalu tinggi antara elpiji non subsidi dan subsidi.

“Karena alokasinya masih sama tidak ada pengurangan cuma karena disparitas harga dengan bright gas jadi indikasi mereka beralih ke elpiji 3 Kg juga banyak,” ucapnya.

Pihaknya juga sudah memantau stok di beberapa pangkalan yang masih tersedia sebanyak 80 tabung yakni Pangkalan Farida yang berada di Desa Burikan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.

“Agennya PT Bahtera Agung Sentosa akan mengirimkan 100 tabung pada 30 Agustus 2022,” ujarnya.

Kemudian Pangkalan Khusnul Hidayah yang masih terisi 13 tabung dan rencananya pada hari Senin ini akan mendapatkan pasokan sebanyak 100 tabung ke lokasi yang berada di Desa Bae, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.