Kudus, isknews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus kembali menggelar Gerakan Pangan Murah sebagai langkah strategis dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok serta mengendalikan inflasi di daerah, Jumat (14/02/2025).
Program ini juga menjadi bagian dari upaya mendukung kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan kebutuhan pangan berkualitas dengan harga lebih terjangkau.
Penjabat (PJ) Bupati Kudus, Herda Helmijaya, menegaskan bahwa Gerakan Pangan Murah merupakan bagian dari program Presiden Prabowo-Gibran, yang bertujuan menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan di pasar.
“Yang paling penting dalam kegiatan ini adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan masyarakat. Kita ingin harga tetap stabil, sesuai dengan harapan produsen maupun konsumen,” ujar Herda saat meninjau pelaksanaan kegiatan.
Dalam kegiatan ini, harga pangan yang ditawarkan lebih murah dibandingkan harga pasar, dengan selisih sekitar Rp1.500 hingga Rp2.000. Produk yang dijual meliputi beras, gula, minyak goreng, dan kebutuhan pokok lainnya.
Herda juga meminta Dinas terkait untuk mengevaluasi kemungkinan meningkatkan frekuensi Gerakan Pangan Murah menjadi dua kali dalam sebulan, terutama menjelang Ramadan.
“Saya sudah minta ke Pak Kepala Dinas, kalau bisa ditingkatkan jadi dua minggu sekali. Namun, kita juga harus mempertimbangkan kesinambungan pasokan agar tidak mengganggu pedagang lainnya,” tambahnya.
Menjelang Ramadan, Pemkab Kudus juga berencana menggelar pasar murah tambahan dua minggu sebelum bulan suci tiba guna mengantisipasi lonjakan harga.
Antusiasme masyarakat terhadap program ini sangat tinggi. Hingga sebelum pukul 10 pagi, berbagai komoditas seperti beras, gula, dan minyak goreng telah habis terjual. Data menunjukkan, dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) tersedia 1,5 ton beras, sedangkan dari SPAP sebanyak 2 ton, dan seluruhnya ludes dalam waktu singkat.
Salah satu warga, Hartati, mengaku senang dengan adanya pasar murah ini karena harga lebih terjangkau dibanding di pasar tradisional.
“Saya beli beras, gula, dan makanan rakyat seperti serabi jadul. Harganya lebih murah dibanding di warung atau pasar,” kata warga Dersalam, Kudus ini.
Ia menyebut bahwa meskipun harus mengantre cukup lama, namun tetap antusias karena harga bahan pokok yang lebih murah sangat membantu, terutama menjelang Ramadan.
“Antrinya lumayan panjang, tapi tidak masalah karena selisih harganya cukup terasa. Semoga kegiatan seperti ini bisa lebih sering diadakan,” ujarnya.
Pemkab Kudus berkomitmen untuk terus mengawal dan mengevaluasi program ini agar tetap memberikan manfaat nyata bagi masyarakat serta menjaga stabilitas harga pangan di daerah. (YM/Y/M)