Guru Wajib Melek Teknologi, Bupati Kudus Dorong Pemanfaatan AI dan TikTok untuk Awasi Siswa

oleh -1,264 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Dunia pendidikan kini dituntut tak hanya melek metode pengajaran konvensional, tetapi juga sigap menghadapi era digital.

Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris menegaskan bahwa para guru di Kota Kretek harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi, mulai dari artificial intelligence (AI) hingga platform media sosial seperti TikTok.

Hal itu disampaikan oleh Sam’ani dalam acara bincang-bincang dengan Bupati dan Wakil Bupati usai apel pagi di halaman SMPN 2 Kaliwungu, Selasa (22/4/2025).

Dalam forum tersebut, Sam’ani hadir bersama Wakil Bupati Kudus, Bellinda Birton, Kepala Dinas Pendidikan, Penuda dan Olah raga, ketua PGRI dan berdialog langsung dengan para guru dan siswa.

Dalam arahannya, ia menggarisbawahi pentingnya keterlibatan guru dalam memantau aktivitas digital siswa demi mencegah potensi penyimpangan.

“Anak-anak sekarang itu dunianya sudah di TikTok, Instagram, dan platform lainnya. Jadi guru jangan sampai ketinggalan untuk memantau dan mengawasi aktivitas siswa di dunia maya,” ujar Sam’ani.

Dengan bermedia sosial, lanjutnya, guru bahkan bisa mengetahui apa yang dilakukan oleh anak didiknya secara lebih dekat. Menjadi semacam “stalker media sosial” demi memahami karakter dan aktivitas siswa di dunia maya, menurutnya justru menjadi bagian dari tugas pendampingan.

“Lewat medsos, guru bisa tahu anaknya bikin konten apa, ikut tren yang seperti apa, dan siapa saja temannya. Ini penting untuk mengarahkan mereka agar tidak salah jalan,” katanya.

Sam’ani juga mendorong agar para guru tidak takut dan malu menampilkan prestasi maupun karya anak didiknya di media sosial. Menurutnya, era saat ini menuntut keterbukaan dan keberanian menunjukkan potensi yang ada di lingkungan sekolah.

“Saat ini sudah bukan zamannya menyimpan prestasi di dalam map. Kalau anak punya karya, tunjukkan di medsos. Guru juga harus berani tampil, biar publik tahu kualitas pendidikan kita,” imbuhnya.

Menurutnya, keterampilan dalam mengajar kini tidak cukup hanya dengan menguasai materi pelajaran. Guru juga dituntut memahami perkembangan alat bantu pengajaran digital, seperti ChatGPT, DeepSeek, dan perangkat AI lainnya yang sudah mulai digunakan siswa.

“Kalau siswa tahu ChatGPT tapi gurunya tidak tahu, ini yang bahaya. Padahal teknologi itu bisa juga untuk mendukung pembelajaran. Jadi jangan alergi dengan teknologi,” tambahnya.

Sam’ani juga menyinggung soal kepercayaan diri para guru dalam mengembangkan ide-ide pembelajaran.

Ia mendorong agar guru tidak ragu menunjukkan gagasan dan inovasi, meskipun terkadang merasa segan terhadap atasan atau struktur birokrasi sekolah.

“Kadang guru takut berinovasi karena merasa melangkahi kepala sekolah. Padahal kalau demi kemajuan siswa dan sekolah, harusnya justru didukung. Guru itu pilar utama pendidikan,” tegasnya. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :