Kudus – Indonesia merupakan negara yang besar, Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam suku bangsa. Dari beragam suku bangsa itu lah pasti mempunyai adat dan kebudayaan yang beragam pula.
Salah satunya adalah sebuah kebudayaan di sebuah desa di Kabupaten Kudus, tepatnya di desa Kaliwungu dukuh Prokowinong. Di desa terpencil yang mungkin belum diketahui masyarakat kota Kudus yang menyimpan budaya yang perlu dilestarikan yaitu “Kirab Haul Mbah Rogomoyo”. Mbah Rogomoyo adalah seorang ulama penyebar agama Islam di wilayah dukuh Prokowinong.
Menurutketerangan ketua panitia malalui wakilnya Nuryadi M.pd.i saat di temui isknews.com semalam mengatakan “Mbah Rogomoyo adalah seorang yang memiliki keilmuan yang tinggi, diantaranya adalah pengetahuan luas dibidang agama, keahlian dibidang pertukangan kayu dan keahlian dibidang ukir kayu. Didalam kepandaaian yang beliau miliki, beliau menciptakan rumah adat Kudus (Rumah Joglo Pencu Tumpang Songo) yang memiliki nilai budaya yang diakui sejak dulu sampai sekarang dan terkenal di masyarakat Kudus maupun manca negara. Dan tidak lupa juga dengan keahlian ukirnya yang menciptakan Gebyok Rogomoyo yang mengandung nilai religi, keindahan dan keunikan yang menjadi kan ciri khas tersendiri.
Pada tahun 1825 saat Kanjeng Kyai Adipati Ario Condronegara III menjabat sebagai bupati Kudus yang ke-3, beliau mengutus seorang utusan untuk menemui Mbah Rogomoyo agar hadir di Kabupaten Kudus menghadap Kanjeng Kyai Adipati Ario Condronegoro III. Kemudian Mbah Rogomoyo mendapat kepercayaan dari Kanjeng Kyai Adipati Ario Condronegara III untuk membangun Pendopo Kabupaten Kudus yang saat ini hasil karyanya masih ada.
Selanjutnya setelah Mbah Rogomoyo wafat, diadakanlah Buka Luwur Mbah Rogomoyo yang disertai Kirab Budaya yang diberi nama “Kirab Haul Mbah Rogomoyo” yang sejak dulu hingga sekarang selalu di adakan pada tanggal 13 Muharram. Kirab tersebut di adakan setiap satu tahun sekali dengan tujuan untuk melestarikan peninggalan-peninggalan Mbah Rogomoyo seperti Rumah Adat, alat-alat pertukangan, dan buku pertukangan yang sekarang tersimpan di dalam masjid Alit Darul Istiqomah, kemudian juga pelestarian gebyok Mbah Rogomoyo agar nilai-nilai budayanya dapat diketahui dan dilestarikan masyarakat setempat sebagai bukti peninggalan Mbah Rogomoyo.
Kirab Haul Mbah Rogomoyo selalu dimeriahkan seluruh masyarakat dukuh Prokowinong dan dukuh-dukuh di sekitar wilayah kecamatan Kaliwungu,diantaranya adalah pemuda pemuda setempat yang meramaikan dengan mengadakan pertunjukan drama dan menyanyikan lagu-lagu Jowo, ratusan pelajar juga mengikuti kirab untuk menambah Selanjutnya setelah Mbah Rogomoyo wafat, diadakanlah Buka Luwur Mbah Rogomoyo yang disertai Kirab Budaya yang diberi nama “Kirab Haul Mbah Rogomoyo” yang sejak dulu hingga sekarang selalu di adakan pada tanggal 13 Muharram. Kirab tersebut di adakan setiap satu tahun sekali dengan tujuan untuk melestarikan peninggalan-peninggalan Mbah Rogomoyo seperti Rumah Adat, alat-alat pertukangan, dan buku pertukangan yang sekarang tersimpan di dalam masjid Alit Darul Istiqomah, kemudian juga pelestarian gebyok Mbah Rogomoyo agar nilai-nilai budayanya dapat diketahui dan dilestarikan masyarakat setempat sebagai bukti peninggalan Mbah Rogomoyo.
Seluruh lapisan masyarakat di daerah tersebut bergotong-royong dalam mempersiapkan hal-hal yang diperlukan. Seluruh eleman masyarakat menyambut kirab dengan suka cita. Tua, muda, kaya miskin, semua membaur dalam gempita Kirab Haul Mbah Rogomoyo
#L_R