Kudus, isknews.com – Sejumlah warga Dukuh Ngeduk, Desa Soco, Kecamatan Dawe, Kudus siang tadi melakukan protes atas rusaknya jalan sepanjang sekitar 300 meter di wilayahnya.
Karena kesal melihat kondisi jalan yang berlubang namun tak kunjung diperbaiki. Merekapu melakukan protes dengan aksi memancing di kubangan jalan yang jadi penampung air usai hujan deras mengguyur kawasan tersebut, Rabu (27/05/2020).
Tak hanya itu warga pun menaburi genangan air itu dengan lele. Warga juga dengan membawa spanduk, salah satunya berbunyi ‘Dalan Opo Kolam Lele’ (jalan atau kolam lele).
“Ini mancing sebagai protes karena jalannya tak segera diperbaiki,” kata Mas’udi (45) salah satu warga Dukuh tersebut.
Mas’udi mengatakan jalan menuju ke kampungya itu rusak parah, bahkan ada yang sampai berlubang sekitar satu meter. Dia menuturkan sudah lima tahun belum ada perbaikan jalan, padahal jalan itu merupakan satu-satunya akses bagi warga setempat.
“Jalannya rusak parah. Berlubang ada airnya kalau habis hujan. Ini jalan satu-satunya bagi warga,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Ngapan (55). Ia berharap agar jalan tersebut segera diperbaiki. “Kami berharap agar jalan ini segera diperbaiki,” tuturnya.
Sementara itu, Kades Soco Lilik Ekowati menyebut jalan menuju dukuh Ngeduk bukan jalan milik desa melainkan milik Pemkab Kudus. Sehingga kewenangan sepenuhnya ada di Pemkab untuk melakukan perbaikan.
“Itu jalan kabupaten. Itu kewenangan kabupaten,” kata Lilik saat dimintai konfirmasi siang ini.
Meski begitu, dia menyebut pemerintah desa telah berupaya untuk mengusulkan adanya perbaikan. Namun hingga kini belum ada tindak lanjutnya.
“Sudah beberapa kali mengusulkan, rencananya tahun ini. Pas ada Musrenbang tingkat kecamatan tahun ini akan dibangun, mungkin karena ada pandemi bulan depan atau tahun depan kita kurang tahu,” jelasnya.
Terpisah, Kabid Bina Marga pada Dinas PUPR Harry Wibowo saat dimintai konfirmasi menyebut pihaknya belum bisa melakukan perbaikan jalan itu karena ada pengurangan anggaran untuk penanganan pandemi corona atau COVID-19.
“Kita memang ada pengurangan anggaran untuk COVID-19. Nah ini proses di BPKAD. Kami menunggu evaluasi TAPD. Rencana rahtawu Soco sudah diwacanakan untuk menganggarkan belum bisa, karena belum masuk SK kabupaten. Nah tahun ini rencana baru bisa dimasukkan, kalau sudah di SK-kan,” jelasnya.
Harry menyebut pihaknya belum bisa menganggarkan rencana perbaikan jalan desa tersebut. Dia menuturkan jika pandemi Corona ini sudah selesai, pihaknya segera menganggarkan perbaikan jalan itu.
“Mungkin bulan (kalau COVID-19 sudah selesai) depan sudah bisa dianggarkan,” ucapnya.Halaman (YM/YM)