Mawahib: Penting Alokasikan 10 Persen APBDes Untuk Desa Desa di Kawasan Hotspot Bencana

oleh -961 kali dibaca
Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah Mawahib bersama Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Chomsul saat menjadi pemateri pada acara Kegiatan informasi rawan bencana Provinsi Jawa Tengah di ruang pertemuan SMK Assaidiyah 2 Kudus, Jumat (05/07/2024) (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah, Mawahib, mengajak puluhan pemuda di Kabupaten Kudus untuk memahami pentingnya Destana di setiap desa yang rentan terkena bencana, baik saat musim kemarau maupun musim hujan.

Desa Tangguh Bencana (Destana) merupakan desa atau kelurahan yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.

Bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Mawahib menjelaskan berbagai langkah mitigasi dan tanggap bencana yang bisa dilakukan melalui Destana.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan kesadaran bersama tentang pentingnya Destana, khususnya bagi desa-desa yang menjadi hotspot bencana seperti Kaliwungu hingga Desa Gondorharum yang rawan banjir, dan wilayah atas yang sering longsor,” ujar Mawahib setelah acara di Aula SMK Assa’idiyah 2 Kudus, Jumat (05/07/2024).

Mawahib percaya bahwa Destana dapat meminimalisir dampak bencana yang mungkin terjadi di desa-desa rawan. Untuk memastikan program Destana berjalan efektif, diperlukan peran serta masyarakat dan kolaborasi dengan unsur pentahelix di setiap desa, termasuk dalam pemenuhan sarana dan prasarana penanggulangan bencana.

“Destana mampu mengenali ancaman di wilayahnya dan mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan serta meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana,” ujarnya.

Mawahib juga menekankan pentingnya alokasi anggaran yang memadai untuk mendukung Destana. Dia mendorong setiap desa untuk mengalokasikan sebagian Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) mereka untuk Destana.

“Untuk desa-desa yang menjadi hotspot bencana, Destana harus menjadi program prioritas yang dianggarkan. Minimal 10 persen APBDes harus dialokasikan untuk Destana, termasuk untuk sumber daya manusia (SDM) atau relawannya,” terangnya.

Menurut Mawahib, jika pengelolaan bencana menjadi prioritas di desa, pemerintah kabupaten dan provinsi akan memberikan dukungan yang diperlukan. Meskipun Destana tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah, program ini dapat membantu mitigasi bencana secara signifikan.

Ditempat yang sama, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Chomsul, juga menegaskan pentingnya Destana di desa-desa rawan bencana. Dia menilai bahwa kegiatan yang difasilitasi Mawahib memberikan pemahaman yang baik kepada daerah rawan bencana untuk selalu siap siaga.

“Harapan kami, dengan kondisi kebencanaan yang terjadi di wilayah Kudus yang rawan, bisa membentuk Destana. Kolaborasi gabungan pentahelix di sana dengan BPBD Kudus serta Provinsi Jateng,” kata Chomsul.

Namun, Chomsul mencatat bahwa beberapa Destana di Kudus saat ini vakum, yang sangat disayangkan mengingat Kudus sering terdampak bencana setiap tahunnya. Dia menekankan perlunya semangat dari warga desa serta dukungan pemerintah desa dan BPBD untuk menyediakan fasilitas dan sarana prasarana yang diperlukan.

“Pemenuhan sarana prasarana di antaranya bisa dengan penyediaan perahu karet hingga pelampung bagi wilayah yang rawan banjir, peralatan semprot tanah, dan early warning system bagi wilayah yang rawan longsor. Namun yang utama, masyarakat setempat harus lebih peduli dengan kondisi tempat tinggalnya dan selalu siap,” jelasnya.

Chomsul juga menambahkan bahwa kepedulian warga Kudus saat terjadi bencana sangat tinggi, terbukti dari kekompakan para relawan yang membantu warga Demak saat banjir bandang awal tahun 2024 lalu.

“Kami mengimbau masyarakat Kudus untuk melakukan pencegahan sejak dini terkait kebencanaan. Memasuki musim kemarau saat ini, masyarakat bisa lebih bijak dalam memanfaatkan air,” tutupnya. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.