MilkLife Soccer Challenge Kudus 2024, Lonjakan Peserta dari Kudus hingga Jepara

oleh -672 kali dibaca
Punggawa tim KU 12 MIN 5 Demak (putih) tampil percaya diri saat menghadapi MIN Kudus (hijau) di partai 32 besar MilkLife Soccer Challenge - Kudus Series 3 2024. Meski harus menelan kekalahan, semangat peserta baru turnamen sepak bola putri tak surut dan menjadi lecutan untuk terus mengembangkan kemampuan. (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Antusiasme para pelajar terhadap cabang olahraga sepak bola putri semakin meningkat di Kota Kudus dan sekitarnya. Hal ini terlihat dalam penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge Kudus Series 3 2024 yang digelar mulai Senin (23/9) hingga Sabtu (28/9).

Turnamen ini merupakan hasil kolaborasi antara MilkLife dan Bakti Olahraga Djarum Foundation, dan diikuti oleh 1.886 siswi dari 116 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD), Jumat (27/09/2024).

Tidak hanya peserta dari Kudus, turnamen ini juga menarik minat siswi dari kota-kota sekitarnya seperti Demak, Rembang, Pati, dan Jepara. Jumlah peserta pada seri ini mengalami lonjakan signifikan dibandingkan dengan MilkLife Soccer Challenge Kudus Series 2 yang digelar Juni lalu, yang hanya diikuti oleh 1.050 siswi dari 62 MI dan SD.

Pertumbuhan ini menunjukkan semakin besarnya minat para pelajar terhadap sepak bola putri.

Demi memfasilitasi jumlah peserta yang membludak, pihak penyelenggara memutuskan untuk menggelar pertandingan di dua lokasi, yaitu Supersoccer Arena dan Lapangan Rendeng, Kudus. Langkah ini diambil untuk memastikan semua peserta mendapatkan kesempatan bertanding secara maksimal dalam suasana yang kompetitif dan menyenangkan.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menyatakan bahwa antusiasme ini sejalan dengan visi besar untuk membangkitkan kembali kejayaan sepak bola putri di Indonesia. Menurutnya, partisipasi aktif dari sekolah dan dukungan orang tua telah membantu menghidupkan kembali ekosistem sepak bola putri di level usia dini.

“Tahun lalu ketika kami memulai MilkLife Soccer Challenge di Kudus, kami berharap Kudus dan kota-kota lainnya bisa menjadi lokomotif kebangkitan sepak bola putri. Tahun ini, kami optimistis bahwa harapan itu bisa terwujud melihat tingginya antusiasme peserta serta dukungan yang mereka dapatkan,” ujar Yoppy.

Untuk meningkatkan kualitas kompetisi, penyelenggara menerapkan sistem turnamen dengan 64 tim terbaik di setiap kelompok usia. Sistem ini diadopsi untuk memberi kesempatan yang lebih luas bagi para peserta, termasuk tim-tim yang baru pertama kali mengikuti turnamen.

Sebanyak 32 tim dari turnamen sebelumnya mendapatkan jatah langsung ke babak main draw, sementara sisanya mengikuti babak kualifikasi.

Yoppy menjelaskan, “Dengan sistem ini, kami bisa menerima banyak peserta tanpa membatasi kuota. Tim-tim yang baru juga bisa merasakan atmosfer kompetisi yang lebih intens, sehingga mereka bisa berkembang dengan baik.”

Tak hanya menghadirkan turnamen 7 vs 7, MilkLife Soccer Challenge Kudus Series 3 juga menerjunkan tim talent scouting. Tujuannya adalah menemukan bakat-bakat sepak bola putri yang berkualitas, yang nantinya akan mendapatkan pelatihan khusus melalui MilkLife Soccer Extra Training. Pelatihan ini akan dipimpin oleh Timo Scheunemann, seorang pelatih berlisensi UEFA A.

Peserta yang terpilih dalam program talent scouting ini akan mewakili kota Kudus dalam kejuaraan MilkLife Soccer Challenge All-Stars KU12 yang akan digelar pada awal 2025. Turnamen ini menjadi ajang bagi para pemain muda berbakat untuk menunjukkan keterampilan mereka di level yang lebih tinggi.

Adrian Tan, Brand Manager MilkLife, menambahkan bahwa peningkatan jumlah peserta dalam turnamen ini sejalan dengan harapan perusahaan untuk mendorong lebih banyak anak-anak Indonesia terlibat dalam kegiatan olahraga. Dengan demikian, mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat dan tangguh.

“Kami senang melihat minat yang begitu besar dari anak-anak Indonesia. Dengan berolahraga secara rutin dan didukung asupan nutrisi yang baik, seperti susu, kami yakin mereka akan menjadi generasi yang lebih kuat dan berdaya saing,” ujar Adrian.

Salah satu sekolah yang turut meramaikan turnamen ini adalah MIN 5 Demak. Sekolah ini baru pertama kali berpartisipasi dalam MilkLife Soccer Challenge, dengan mengirimkan 48 siswi yang terbagi dalam dua tim KU 12 dan dua tim KU 10. Meski persiapan mereka tergolong singkat, hanya kurang dari sebulan, siswi-siswi MIN 5 Demak menunjukkan semangat yang luar biasa.

Pelatih MIN 5 Demak, Bambang Surya, mengungkapkan bahwa meski timnya baru terbentuk, para siswi sudah memiliki mental bertanding yang kuat berkat pengalaman mengikuti berbagai kompetisi olahraga sebelumnya. “Kami hanya tinggal mengasah teknik mereka dan memberikan latihan rutin agar bisa bersaing dengan lawan-lawan mereka,” ujarnya.

Sebagai bentuk dukungan, Bambang juga memberikan sepatu sepak bola bagi para siswinya. Sepatu tersebut dibeli menggunakan uang yang dikumpulkan para siswi dari uang jajan mereka, sekitar Rp2.000 per hari. Hal ini dilakukan agar para siswi memiliki semangat lebih saat bertanding di lapangan.

“Saya hanya ingin mereka bermain dengan gembira. Ketika mereka butuh perlengkapan, saya tidak ingin mengecewakan mereka. Ide menalangi sepatu disetujui, dan mereka pun antusias menyisihkan uang jajan mereka,” Bambang menambahkan.

Meski perjalanan mereka di turnamen harus terhenti setelah kalah dari MIN Kudus di babak 32 besar, pengalaman tersebut menjadi pembelajaran berharga bagi para siswi MIN 5 Demak.

Salah satu pemain, Yumna Nasywa Najibah, mengaku tidak patah semangat dan bertekad untuk terus meningkatkan kemampuannya di masa mendatang. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.