Penikmat Seni Diajak Renungkan Modernitas Melalui Lakon Orde Omdo

oleh -863 kali dibaca

Budaya, isknews.com – Bakti Budaya Djarum Foundation senantiasa mengajak penikmat seni untuk menyaksikan beragam rekaman pementasan di akhir pekan.  Di akhir pekan ini, penikmat seni akan disuguhkan dengan lakon bertajuk  Orde Omdoyang diproduksi oleh Indonesia Kita. Pementasan yang mengangkat isu sosial serta modernitas dalam keberagaman di Indonesia ini, akan ditayangkan pada Sabtu, 15 Agustus 2020  dan Minggu, 16 Agustus 2020  pukul 15.00 WIB di channel Youtube IndonesiaKaya.

Lakon Orde Omdo yang ditayangkan akhir pekan ini, merupakan rekaman pementasan yang telah diselenggarakan pada 20 – 21 Desember 2013 Di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Dalam lakon ini, Trio Kreatif Indonesia Kita yaitu Butet Kartaredjasa, Agus Noor, dan almarhum Djaduk Ferianto mengangkat isu sosial menjadi suatu pertunjukan menarik yang dikemas secara artistik. Melalui pertunjukan ini, masyarakat diajak untuk merenungkan modernitas dalam berbagai keberagaman di Indonesia, dengan komedi, musik, dan tari-tarian yang melengkapi elemen artistik selama pertunjukan.

“Pementasan Indonesia Kita, selalu menjadi sebuah upaya untuk menyampaikan gagasan perihal keberagaman dan kebersamaan tentang Indonesia. Pentas menjadi sebuah jalan artistik dan kebudayaan, untuk menumbuhkan sikap toleran dan menghargai keberagaman, hingga Indonesia bisa menjadi “rumah bersama”. Dengan mengangkat kekayaan dan kekuatan etnik, sekaligus saling memahami, sikap membuka diri bagai dialog dan keberagaman. Semoga pementasan ini dapat diterima kembali oleh masyarakat yang menyaksikannya melalui program #NontonTeaterDiRumahAja,” ujar Butet Kartaredjasa.

Orde Omdo mengisahkan seorang kepala desa yang telah habis masa jabatannya dan ingin melanggengkan kekuasaannya dengan hubungan kekerabatan. Sementara kandidat lain, seorang politikus muda yang menjadi idola karena ketenarannya, juga maju mencalonkan diri. Pertentangan keduanya ternyata menguakkan sejarah keluarga mereka yang selama ini ditutupi. Pementasan yang berdurasi kurang lebih dua jam ini juga semakin berwarna dengan iringan lagu-lagu indah dari Sinten Remen. Lagu-lagu yang dibawakan antara lain Parodi Jatilan, Omdo, Keroncong Sunat, dan masih banyak lagi. Sinten Remen yang dikomandani oleh almarhum Djaduk Ferianto, berhasil mengolah musik keroncong menjadi sesuatu yang menarik dalam situasi kekinian dengan memasukkan unsur-unsur musik lain, seperti jazz, blues, rock, country, samba sampai dangdut.

Pementasan ini juga dimeriahkan oleh nama-nama besar seperti seperti Marwoto, Susilo Nugroho, Cak Lontong, Yu Ningsih, Trio GAM, Kelompok Sahita, Alit dan Gundi. Tak ketinggalan pula Happy Salma yang dipercaya untuk memerankan tokoh isteri sang politikus dalam pertunjukan Indonesia Kita yang bagian artistiknya ditangani oleh Ong Hari Wahyu ini. Untuk melengkapi penampilan diatas panggung, para pemain menggunakan kostum rancangan Samuel Wattimena yang memasukkan unsur batik dalam artistik pertunjukannya. Kebetulan lakon ini memakai dunia industri batik sebagai latar belakang kisahnya, juga menyelipkan kisah para pengrajin batik yang hasil karyanya telah menjadi kebanggaan dunia internasional dan menjadi program nasional.

“Dengan balutan komedi yang khas, Butet Kartaredjasa, Agus Noor, dan almarhum Djaduk Ferianto senantiasa mengangkat serta mengemas  isu-isu sosial menjadi suatu pertunjukan yang menarik dan juga menghibur. Semoga selain dapat menjadi alternatif hiburan bagi para penikmat seni di akhir pekan,  pesan-pesan moral yang disampaikan oleh Indonesia Kita dalam lakon yang ditayangkan dalam program #NontonTeaterDiRumahAja ini dapat mengedukasi dan menambah wawasan para penikmat seni, terutama generasi muda,”  ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation. (AJ/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :