Kudus, isknews.com – Sejak pertama didirikan pada 24 Mei 2017, Perjalanan Museum Jenang Kudus telah menapaki usia tujuh tahun pada Jumat (24/5/2024).
Museum yang beralamat di Jl. Sunan Kudus-Muria 33, Kecamatan Kota Kudus itu didirikan oleh PT Mubarokfood Cipta Delicia.
Marketing Manager Mubarok Food Cipta Delicia selaku pengelola Museum Jenang Kudus, Muhammad Kirom menjelaskan, dalam perjalanannya yang telah berusia tujuh atau Bahasa jawanya ‘pitu’, Mubarokfood memaknai dengan tagline “Pitung Tahun Museum Jenang Kudus sebagai Pitutur, Pituduh, dan Pitulungan”.
“Tujuh tahun Museum Jenang Kudus sebagai pelajaran, petunjuk, dan pertolongan. Kami maknai, perjalanan tujuh tahun yang spesial bagi Museum Jenang Kudus mengandung semangat baru dalam memajukan wisata edukasi di Kudus,” kata Kirom kepada awak media, Sabtu (25/5/2024).
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan, Pitutur yang dimaksud adalah museum mempunyai peran sebagai media pembelajaran. Semakin banyak pengunjung khususnya dari kalangan pendidikan, diharapkan ada pesan edukasi yang disampaikan melalui koleksi-koleksi di Museum Jenang Kudus. Memberikan sebuah pelajaran, edukasi, dan wawasan kepada pengunjung.
Kemudian, Pituduh diartikan sebagai petunjuk. Ya, museum bisa menjadi referensi Pengunjung terkait hal-hal yang berkaitan dengan Kabupaten Kudus. Misalnya peninggalan dua wali yang berperan terhadap peradaban masyarakat Kudus. Spot atau koleksi yang ditampilkan bisa memberikan gambaran dan literasi sebagai jawaban atau solusi atas pencarian wisatawan.
Lalu pitulungan, yakni memberikan pertolongan. Pihaknya ingin memberikan kontribusi terhadap perkembangan dunia pendidikan dan pariwisata.
“Artinya, memberikan alternatif solusi wisata yang turut mengembangkan peningkatan sektor pariwisata dan bisnis atau produk khas Kudus. Juga memadukan sisi industri dengan keberadaan sektor wisata,” jelasnya.
Saat ini, lanjut Muhammad Kirom, Museum Jenang Kudus sudah menyabet rekor muri Museum Jenang Pertama di Indonesia yang diraih pada 2022.
Dirinya menyebut, Jenang Kudus juga sudah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) sejak 2022.
“Kami harap ke depan Museum Jenang Kudus semakin berkontribusi terhadap dunia pendidikan dan kepariwisataan,” harap dia.
Diketahui, Museum Jenang Kudus memiliki visi misi ingin turut menyampaikan edukasi tentang Kabupaten Kudus.
Sejumlah koleksi, di antaranya peninggalan dan peradaban Sunan Kudus dan Sunan Muria, mainan tradisional anak tempo dulu (jadul), miniatur Menara Kudus, diorama Pasar Bubar, rumah adat kudus (Joglo Pencu), galeri Alquran, miniatur rumah kembar, rumah kapal, hingga alat masak tradisional sudah tersedia.
Pihaknya akan terus mengembangkan Museum Jenang Kudus menjadi museum yang modern.
Di antaranya dengan cara memberikan sentuhan menarik pada koleksi yang sudah ada, menambah koleksi yang inovatif dan menarik, serta memasukkan teknologi ke dalam museum.
Upaya-upaya tersebut dilakukan setiap tahun secara bertahap sebagai daya magnet kunjungan wisatawan dari berbagai daerah ke Museum Jenang Kudus.
“Inovasi terus kami lakukan, saat ini tengah siapkan pembangunan yang menampilkan jejak waliwongo. Selama ini baru spesifik ke Sunan Kudus dan Sunan Muria saja, ke depan sembilan wali ada di Museum Jenang Kudus,” terangnya.
“Diharapkan Museum Jenang bisa memberikan pengetahuan dan wawasan bagi pengunjung serta berperan dalam menunjang pertumbuhan sektor perekonomian, pariwisata dan pendidikan di kabupaten Kudus,” pungkasnya. (AS/YM)