Kudus, isknews.com – Area Manager Komunikasi, Relasi, dan CSR Pertamina Jateng, Taufik Kurniawan, memastikan bahwa pasokan LPG di kawasan Muria Raya dalam kondisi aman, bahkan cenderung berlebih. Pernyataan ini disampaikan menanggapi maraknya isu kelangkaan LPG di sejumlah daerah.
“Kemarin Muria Raya termasuk yang digoyang isu paling kencang perihal pasokan LPG-nya, padahal penyaluran kami normal, bahkan kami melakukan serangkaian upaya ekstra,” ujar Taufik saat bersama sejumlah awak media meninjau salah satu pangkalan gas elpiji di Desa Jati Kulon, Jati, Kudus, Rabu (5/3/2025).
Ia menegaskan bahwa Pertamina telah mengoperasikan terminal LPG dan supply point lainnya selama 24 jam, termasuk pada akhir pekan, guna memastikan distribusi tetap lancar.
Taufik merinci jumlah pasokan LPG 3 kilogram per hari di wilayah Muria Raya. Untuk Kabupaten Demak, pasokan mencapai 39 ribu tabung, Kudus 33.500 tabung, Jepara 38.200 tabung, Pati 42.700 tabung, Grobogan 39.375 tabung, Blora 26 ribu tabung, dan Rembang 20.400 tabung.
“Sebetulnya, pasokan ini normal, bahkan lebih dari cukup. Sejak awal Februari, saat kebijakan baru diberlakukan, kami sudah mengantisipasi potensi gejolak dengan menambah pasokan fakultatif,” jelasnya.
Ia mengimbau masyarakat agar membeli LPG 3 kilogram di pangkalan resmi agar mendapatkan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp18 ribu, dengan stok yang lebih terjamin.
“Carilah LPG 3 kilogram ke pangkalan terdekat. Selain harga lebih murah, stok pasti melimpah, takaran pas, bisa ditimbang, dan bisa ditukar di tempat. Kalau beli di pengecer, kami tidak bisa menjamin kualitas dan harganya,” katanya.
Menurutnya, fungsi pangkalan LPG 3 kilogram sama seperti SPBU dalam distribusi BBM, yang mengutamakan konsumen tingkat akhir, seperti rumah tangga, UMKM, nelayan sasaran, dan petani sasaran.
“Beberapa waktu lalu sempat terjadi kepanikan sehingga masyarakat menyerbu pangkalan. Padahal, pengiriman LPG memang tidak dilakukan setiap hari, melainkan berdasarkan kuota yang telah ditetapkan pemerintah daerah,” terangnya.
Taufik menjelaskan, stok LPG di supply point sebenarnya lebih dari cukup, bahkan mencapai dua hingga tiga kali lipat dari konsumsi normal harian.
“Namun, penyaluran tetap mengikuti kuota yang telah ditetapkan pemerintah. Kami berharap masyarakat memahami ini dan mengonsumsi LPG sesuai kebutuhan,” imbuhnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa dalam sidak di sejumlah daerah seperti Grobogan, Semarang, Jepara, dan Demak, ditemukan banyak warga yang memiliki lebih dari dua hingga tiga tabung di rumahnya.
“Sebetulnya, mereka ini termasuk kategori pembelian berlebih. Kami memastikan bahwa selama Ramadan dan Idulfitri nanti, stok dalam kondisi aman,” katanya.
Jika terjadi peningkatan konsumsi, Pertamina akan menambah stok di lembaga penyalur dan pangkalan guna mengantisipasi kebutuhan masyarakat.
“Kami jamin hingga Idulfitri, stok di wilayah Muria Raya tetap melimpah,” tegas Taufik.
Menanggapi keluhan masyarakat terkait kesulitan mendapatkan LPG bersubsidi dan tingginya harga di pengecer yang mencapai Rp32 ribu hingga Rp50 ribu, Taufik menegaskan bahwa Pertamina telah berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan pemerintah daerah untuk pengawasan.
“Kami bersama dinas perdagangan dan kepolisian terus mengawasi distribusi LPG. Kami sarankan masyarakat mencari pangkalan LPG 3 kilogram terdekat dengan mengakses ptm.id/info-lpg-3kilo. Jika harga di pengecer terlalu tinggi, lebih baik tidak membeli agar praktik ini tidak terus terjadi,” tuturnya.
Menurutnya, LPG subsidi sering disalahgunakan oleh pelaku usaha yang tidak berhak, seperti laundry, pengering tembakau, hotel, restoran, dan kafe.
“Di pangkalan resmi, ada mekanisme pencatatan menggunakan NIK untuk memastikan pembeli adalah rumah tangga atau usaha mikro yang berhak. Ini untuk mencegah penyalahgunaan,” jelasnya.
Taufik memastikan bahwa Pertamina akan terus mengawasi distribusi LPG agar tepat sasaran. “Kami fungsikan pangkalan seperti SPBU di BBM. Wajib input NIK, sehingga pembeli bisa diverifikasi masuk dalam kategori rumah tangga, usaha mikro, atau lainnya. Kami mengajak pemerintah daerah untuk bersama-sama mengawasi distribusi LPG ini,” pungkasnya. (YM/YM)