Kudus, isknews.com – Merosotnya prestasi atlet olahraga dari Kudus saat berlaga di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Kabupaten Kudus di Semarang beberapa waktu lalu mendapat sorotan dari Rinduwan.
Anggota DPRD Kudus yang juga Mantan Ketua Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) 2010-2014 dan 2014-2018 menyebut penurunan signifikan ini akibat dari kinerja kepengurusan KONI Kudus yang menurutnya kurang optimal dalam membina dan memimpin para atlet.
Rinduwan mengingat masa kepemimpinannya ketika Kudus meraih posisi tiga besar dalam klasemen Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah XV di Solo pada tahun 2018.
“Saat itu, kontingen Kudus berhasil meraih 70 medali emas, 69 perak, dan 74 medali perunggu,” kenangnya, disela-sela agenda Public Hearing yang digelar di ruang Paripurna gedung DPRD Kudus, Senin (08/07/2024).
Namun, prestasi tersebut tidak berhasil dipertahankan kontingen Kudus pada Porprov XVI Pati Raya tahun 2023, di mana Kudus turun ke posisi ke-10 dengan hanya 28 medali emas, 27 perak, dan 67 perunggu. “Bahkan dalam gelaran Pekan Olahraga Daerah (Popda) Jawa Tengah terakhir, atlet dari Kudus hanya membawa pulang 4 medali emas, 8 perak, dan 13 perunggu,” tambah Rinduwan.
Menanggapi penurunan prestasi ini, Rinduwan mengkritik kinerja pengurus KONI hingga Ketua masing-masing Pengkab Olahraga di Kudus. Menurutnya, untuk meningkatkan prestasi atlet, harus ada pembinaan yang kuat dan berkesinambungan.
“Pengurus maupun Ketua Pengkab harus diisi oleh mereka yang paham tentang olahraga,” tegas Rinduwan.
Sebab mereka sudah paham tentang apa yang harus dilakukan demi prestasi yang semakin baik. Kalau Ketua Pengkab atau pengurus mempunyai jiwa olahraga, pasti sewaktu-waktu dapat emas.
“Karena memperhatikan pembinaan, tapi kalau sekadar asal-asalan, tidak mungkin dapat medali,” ungkapnya.
Rinduwan juga membagikan pengalamannya dalam membawa atlet Kudus berprestasi. Menurutnya, kunci keberhasilan ada pada pembinaan yang konsisten. “Sebelum kejuaraan dimulai, minimal sebulan sekali kami mengadakan rapat evaluasi. Mendekati harinya, evaluasi bahkan dilakukan seminggu sekali,” ungkapnya.
Selain evaluasi, Rinduwan memperhatikan ritme latihan para atlet, termasuk pola tidur dan nutrisi.
“Jangan sebatas tongkrongan, tapi dibina betul-betul, diperhatikan betul-betul. Kudus itu gudangnya atlet, bahkan dulu paling banyak atlet dari Jateng yang mewakili ikut seleksi tingkat nasional itu dari Kudus.” ujarnya.
Ia menekankan bahwa pembinaan atlet tidak boleh berhenti dan harus berkesinambungan.
“Harapan saya, mari bersama-sama bangun olahraga di Kudus. Komunikasi dan koordinasi penting dilakukan, karena Kudus punya banyak atlet berprestasi,” tandasnya. (YM/YM)