Senin Besok Penjamasan Pusaka Sunan Kudus

oleh -1,273 kali dibaca

KUDUS, isknews.com – Sunan Kudus, yang nama aslinya Ja’far Shodiq, mempunyai pusaka terdiri atas dua jenis, yakni sebuah keris yang dinamai Keris Ciptoko, dan sepasang tumbak berbentuk trisula. Hingga kini pusaka peninggalan Sunan Kudus itu masih ada, dan disimpan dengan baik. Keris Ciptoko, bersama barang-barang lainnya, yakni serban berwarna hijau, jubah putih dan sajadah merah, ditempatkan dalam satu kotak, dan disimpan di tempat khusus, yakni di atas langit-langit atau plafon atap Tajug, sebuah bangunan yang letaknya di selatan Masjid Menara Kudus. Sedangkan sepasang tombak trisula, dipasang di kanan kiri mimbar khotbah, di ruang dalam Masjid Menara.
Sebagai pusaka peninggalan salah satu dari Walisongo, selain dikeramatkan juga dijaga dan dirawat dengan baik dan terus menerus. Demikian juga dengan Keris Ciptoko dan Tombak Trisula. Perawatan itu dengan cara penjamasan dengan ritual khusus, oleh Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK). Menurut Ketua YM3SK, H Muhammad Nadjib, penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kudus itu selalu dilaksanakan setahun sekali, yakni dalam bulan Besar atau Syura, dengan tanggal yang tidak dapat ditentukan. Namun untuk harinya, ditetapkan Senin atau Kamis, sesudah Hari Trasyik. “Untuk tahun ini, hari Tasriknya jatuh hari Senin, 28 September 2015. Jadi Insya Allah, kalau tidak ada halangan, pada hari itu akan dilaksanakan penjamasan pusaka Sunan Kudus,” kata Nadjib, yang dihubungi isknews.com, via telepon selulernya, Jumat (25/9).
Pelaksanaan penjamasan dengan menghadirkan kerabat Sunan Kudus, para ulama dan juga peziarah. Sebagai pelengkap ritual, disediakan nasi kenduri dengan lauk khusus, yakni daging kambing yang dimasak dengan bumbu uyah asem. Masakan ini disebut dengan nama “Jangkrik goreng”. Selain itu, juga masih ditambah dengan jajan pasar. Semua itu boleh disantap di tempat atau dibawa pulang, usai dilaksaknakan penjamasan pusaka, yang dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh pihak YM3SK.
Untuk rangkaian penjamasan pusaka, diawali dengan mencuci Keris Ciptoko, bahan yang digunakan adalah air rendaman jerami ketan hitam yang sudah dibakar (lhondo merang ketan ireng), jeruk nipis, warangan dan kopok gajah (didatangkan khusus dari Keraton Surakarta). Setelah kering, kemudian keris tersebut diolesi dengan “misik” yang didatangkan dari Mekah, dan dicuci kembali dengan sekam (mbrambut) ketan hitam. Selanjutnya pusaka lainnya, sepasang Tombak Trisula,juga dijamas dengan cara yang sama. (DM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :