Tak Sekadar Menang, Timo Ingin Cetak Bintang Masa Depan dari Kudus ke JSSL Singapore 7’s

oleh -1,276 kali dibaca
Sebanyak 24 atlet yang terbagi menjadi dua tim, yaitu MilkLife Shakers (U-12) dan HydroPlus Strikers (U-14) merupakan pemain terbaik MilkLife Soccer Challenge dari 8 kota yang diselenggarakan sepanjang 2024 lalu. (Foto: istimewa)

Kudus, isknews.com – Lebih dari sekadar pemusatan latihan, pelatihan intensif yang dijalani para pemain Tim MilkLife Shakers (U-12) dan HydroPlus Strikers (U-14) di Supersoccer Arena, Kudus, sejak 6 April 2025 bukan hanya membentuk taktik permainan, melainkan juga karakter dan mental bertanding pemain muda dari seluruh Indonesia.

Di bawah arahan langsung pelatih berlisensi UEFA A asal Jerman, Timo Scheunemann, sebanyak 24 pemain pilihan hasil seleksi dari 8 kota dalam ajang MilkLife Soccer Challenge 2024, digembleng dalam sesi latihan padat dan variatif. Program pelatihan tidak hanya mencakup aspek teknis seperti passing, one-two, overlapping, hingga free kick, namun juga membentuk daya tahan mental lewat sesi ice bath, stretching, hingga simulasi pertandingan dengan tim putra U-11.

“Latihan seperti ini perlu agar pemain tahu tugasnya ketika di lapangan. Apalagi waktu latihan sangat pendek. Ini jadi tantangan melatih dua tim sekaligus sebelum berangkat ke Singapura,” ujar Timo, Jumat (11/4/2025).

Pelatihan ini bukan sekadar mengasah teknik, tetapi juga membentuk ketangguhan pemain menghadapi atmosfer pertandingan internasional. Latihan segitiga seperti trofeo bersama tim putra menjadi salah satu strategi untuk memupuk keberanian dan respons cepat anak-anak di lapangan.

Timo tidak sendirian. Ia dibantu tim pelatih solid yang terdiri dari Asep Sunarya (Asisten Pelatih Kepala), Maya Susmita (Asisten Pelatih U-12), Yayat Hidayat (Asisten Pelatih U-14), serta Edi Supriyanto sebagai Manajer Tim. Dengan waktu yang terbatas, para pelatih harus cermat menyusun komposisi terbaik dari potensi setiap pemain.

“Kami siapkan pola menyerang, tapi pertahanan juga harus sistematis. Kalau pola bagus tapi umpan atau kontrolnya lemah, ya susah juga. Jadi kami benahi juga teknik individu,” jelas Timo.

Meski akan berlaga di JSSL Singapore 7’s 2025 yang dikenal sebagai turnamen terbesar di Asia, target yang dibebankan bukan berupa gelar juara. Menurut Timo, fokus utama adalah mengukur sejauh mana kualitas dan daya saing para pemain muda Indonesia di antara ratusan tim dari 17 negara lainnya.

“Bukan soal menang atau kalah, tapi melihat sejauh mana potensi mereka. Dari situ kita bisa tahu siapa yang bisa jadi bintang masa depan,” ujarnya.

Semangat juang dan rasa percaya diri juga ditunjukkan para pemain. Salah satunya, Amanda Fitriani, pemain HydroPlus Strikers, yang mengaku siap tampil maksimal dan tidak gentar menghadapi lawan dari luar negeri.

“Kekompakan sudah bagus. Saya juga makin dekat dengan teman-teman. Mental kami sudah siap karena terbiasa ikut turnamen sekolah sepak bola,” ucap siswi SD 703 Pajagalan Bandung ini.

Senada, Rara Zenita Fatin dari tim MilkLife Shakers mengaku telah menerima banyak masukan teknis dari pelatih selama masa pemusatan latihan. Siswi SDUT Bumi Kartini Jepara ini juga merasa lebih tenang dan siap menjaga performa.

“Latihan kali ini bikin saya makin tenang di lapangan. Pelatih juga minta kami jaga kondisi dan pola makan,” tutur Rara yang berposisi sebagai striker.

JSSL Singapore 7’s tahun ini akan diikuti lebih dari 450 tim dari 17 negara. Ajang ini mempertandingkan kelompok usia U-7 hingga U-16 untuk putra dan putri, termasuk tim-tim elite seperti Borussia Dortmund (Jerman), Tottenham Hotspur (Inggris), dan Valencia CF (Spanyol). Tim dari Indonesia juga ambil bagian di kategori Pro Academy melalui Persib Bandung.

Dari Kudus, Timo dan timnya akan bertolak ke Singapura pada Selasa, 15 April 2025, dengan membawa misi besar: bukan sekadar membawa pulang kemenangan, tetapi membentuk masa depan sepak bola Indonesia dari generasi paling muda. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.