Kudus, isknews.com – Kelompok Teater GMT Jogjadrama kembali menggelar pementasan roadshow Jawa Tengah di Rumah Khalwat Balai Budaya Rejosari (RKBBR) Kudus pada Jumat (27/12/2024) malam. Pentas kali ini mengangkat drama berbahasa Jawa berjudul Si Merak lan Angin Dalu, adaptasi dari naskah Nyanyian Angsa karya sastrawan Rusia, Anton Chekhov.
Drama tersebut mengisahkan perjalanan hidup seorang aktor tua yang merasa terasing dan meratapi nasib karirnya yang tak mencapai puncak. Sepanjang cerita, penonton diajak menyelami sisi emosional dan keresahan batin sang aktor di usia senja.
Dalam salah satu adegan, sang aktor duduk di atas panggung, menyalakan rokok, dan meminum bir sembari berdialog dengan dirinya sendiri. Seorang aktor muda kemudian datang dan mengajaknya berbicara. Sang aktor tua pun mengenang masa kejayaannya, memperagakan berbagai peran, dan membacakan puisi karya Chairil Anwar serta Damtoz Andreas.
“Pentas ini adalah gambaran nyata tentang aktor yang mencari penghiburan di usia tua, di tengah perasaan terasing setelah pertunjukan usai,” ujar Ahmad Jalidu, sutradara pementasan.
Jalidu menjelaskan, naskah ini tidak hanya menampilkan sisi personal aktor, tetapi juga mengkritik penonton yang cenderung hanya menikmati pementasan tanpa memperhatikan kehidupan para aktor di luar panggung.
“Setelah lampu panggung mati, banyak aktor yang dilupakan. Ini adalah ironi yang masih relevan, khususnya di dunia teater Indonesia,” tambahnya.
Pementasan ini dibawakan oleh dua aktor utama, Dinarto Marandi dan Arief Gogon. Jalidu menilai bahwa cerita tersebut mencerminkan realitas banyak aktor teater, termasuk mereka yang tergabung dalam GMT Jogjadrama.
“Kami merasa cerita ini sangat dekat dengan kehidupan kami sendiri. Bagi aktor yang sudah tidak muda, perasaan seperti ini bisa muncul kapan saja jika tidak berhati-hati,” ungkap Jalidu.
Antusiasme penonton terlihat sepanjang pementasan, dengan banyaknya apresiasi dan diskusi setelah pertunjukan berakhir. Teater GMT Jogjadrama berharap bahwa pementasan ini bisa menjadi refleksi bagi semua pihak, baik pelaku seni maupun penonton, untuk lebih menghargai keberadaan para aktor di dalam maupun di luar panggung. (AS/YM)