Kudus, isknews.com – Konsisten membina cabang olah raga sepak bola di Kudus, bahkan meski harus menggunakan dana yang dirogoh dari kantongnya sendiri. Sandung Hidayat politisi Partai Gerindra dan anggota DPRD Kudus yang pecinta olah raga sepak bola, genap tahun ketiga ini menggelar turnamen yang ia selenggarakan rutin Turnamen Kang Sandung Cup 3 digelar di Lapangan Karangbener, Bae, Kudus.
Pria yang mengaku pernah memimpin SSB Karangbener di era moncernya SSB lain seperti SSB Porma dan SSB Hizbul Wathan (HW) pada tahun 2002-an, membeuka seremoni turnamen dengan memberikan tendangan pembuka pada laga yang diikuti oleh sebanyak 16 talenta muda para siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) dari dua kelompok umur yakni KU 10 dan KU 12, Minggu (09/06/2024) pagi.
Sejalan dengan tim Persiku yang lolos promosi ke Liga 2 Nasional, para pemain profesional yang akan turun di kompetisi mendatang harus didukung jenjang pembinaan pemain sepak bola usia dini.
“Kami menggelar turnamen bukan karena larut dalam euforia Persiku, tetapi lebih karena keinginan mengantarkan anak- anak usia dini untuk maju dan berkembang menjadi pesepakbola yang mumpuni, terdidik dan profesional,” ungkapnya.
Turnamen Kang Sandung Cup masing- masing diikuti 8 tim kelompok usia 10 tahun (KU-10) dan KU-12 dari Sekolah Sepak Bola (SSB) yang didominasi asal Kudus, selain
“Dalam turnamen kali ini, kami juga mengundang tim SSB dari Pati dan Jepara, untuk menambah persahabatan,” kata Sandung wakil rakyat yang dikenal vokal di parlemen.
Output ke depannya, para pemain itu diharapkan dapat memperkuat tim kotanya Persiku Kudus, yang baru saja naik kasta dari tim Liga 3 Nasional promosi ke Liga 2 Nasional.
Di tengah euforia masyarakat “Kota Kretek” dalam menyambut tim kebanggaan Persiku Kudus yang lolos promosi ke Liga 2 Nasional, telah membangkitkan beragam harapan oleh para penggila bola setempat.
Sebagian penggila bola di Kudus berharap warganya tidak larut dalam euforia terlalu lama, dan memberikan kesepatan bagi tim “Macan Muria” Persiku untuk segera berbenah termasuk dalam mempersiapkan para pemain dan perangkat lainnya.
Untuk suplai pemain ke tim kesayangan, maka tim Persiku harus segera melakukan penjaringan dan perekrutan pemain profesional baik berasal dari luar, tetapi lebih utamanya tentu dari kalangan lokal Kota Kudus
“Tak kalah penting adalah persiapan jangka panjang melalui pembinaan pemain lokal sejak usia dini,” kata dia.
Pembinaan sepak bola usia dini perlu dilakukan untuk menjaring talenta dan bakat pemain antara lain melalui gelaran turnamen.
“Sudah tiga tahun ini kami melakukan pembinaan pemain usia dini melalui turnamen di desa kami,” ujar mantan Kepala Desa Karangbener ini.
Melalui turnamen ini, ia ingin membangkitkan ikatan emosional warga Karangbener khususnya dan warga Kudus umumnya dalam mencintai sepak bola.
“Sehingga tertanam loyalitas yang luar biasa dalam mendukung tim kebanggaan Persiku Kudus. Ini adalah turnamen Kang Sandung Cup ketiga yang pertandingannya digelar selama satu hari penuh,” jelasnya.
Turnamen berhadiah total Rp11 juta kali ini dakui lebih meriah dibanding tahun sebelumnya, karena ia ingin kegiatan ini akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
“Kami berharap, dalam turnamen ini bisa lebih tertib dari sisi usia, pemain lebih baik dan mumpuni, hingga lebih bergairah dalam mengikuti turnamen,” katanya.
Setiap kelompok usia baik KU-10 maupun KU-12 dibagi dalam dua grup A dan grup B, di mana masing- masing grup diambil juara dan runner up, peringkat ketiga dan keempat. Di babak semifinal, juara grup A melawan runner up grup B dan sebaliknya, masing- masing pemenang bertanding di partai final untuk memperebutkan juara KU-10 dan KU-12.
Empat tim terbaik masing- masing kelompok usia mendapatkan piala, piagam dan uang pembinaan dari panitia penyelenggara, juara 1 Rp2,5 juta, runner up Rp1,5 juta, peringkat ketiga Rp1juta dan peringkat keempat Rp500 ribu.
Ketua Panitia Kang Sandung Cup, Sayuti mengatakan, turnamen yang digelar secara rutun setiap tahun ini dibiayai secara pribadi oleh Sandung Hidayat, yang kini menjadi anggota DPRD Kabupaten Kudus.
“Terdapat delapan tim peserta KU-10 dan KU-12, yaitu SSB Porma, SSB Sultan Kudus United (SKU), SSB Putra Jaya, SSB Djarum, SSB Bacin, SSB Soegondo Pati, SSB Rajawali dan SSB Bangsri Jepara,” ujar Sayuti.
Setiap tim terdiri dari tujuh pemain dan empat pemain cadangan tampil dalam babak penyisisihan dengan durasi permainan 2×10 menit.
“Karena sifatnya pembinaan, maka seluruh pemain cadangan harus dimainkan karena jika tidak maka tim akan didiskualifikasi,” terangnya.
Ditegaskan, dari turnamen Kang Sandung Cup ini diharapkan akan muncul bibit- bibit pemain andal usia dini, yang ke depannya dapat menjadi pemain profesional dan bisa bermain di liga yang kastanya lebih tinggi.
“Turnamen ini diikuti SSB dan Pati dan Jepara, namun dominasinya tetap dari SSB Kudus dengan harapan mereka nantinya dapat memperkuat tim kebanggaan Persiku,” jelasnya.
Pembukaan turnamen Kang Sandung Cup, ditandai dengan tendangan bola pertama dari titik putih tengah lapangan oleh Sandung Hidayat, dilanjutkan dengan pertandingan pertama KU-12 antara SSB Porma versus SSB SKU.
Duel SSB Porma melawan SSB SKU berakhir SSB Djarum Kudus dengan skor 1-3. (YM/YM)