Warga Tionghoa Ikut warnai Perkembangan Sejarah Kota Kudus
Kudus,isknews.com – Ada yang menarik dalam Kirab visualisasi dandhangan sore tadi, yaitu munculnya barisan amoy-amoy bersama rangkaian busana dan tradisi tionghoanya. Dalam kirab yang di gelar di utara alun-alun simpangtujuh Kudus(5/6), munculnya barisan unsur tionghoa tersebut diperankan oleh siswa-siswi dengan pembagian yang membunyikan Iringan Tetabuhan Tionghoa dari SMA 2 Bae, sedangkan yang memerankan Barisan Masyarakat Tionghoa dari SMA 1 Bae Kudus, tidak jelas apakah mereka benar-benar keturunan Tionghoa ataukah hanya make up artis yang membuatnya benar-benar mirip saudara kita warga Tionghoa.
Menurut Sutradara Kirab visualisasi dandhangan Sujatmiko,“ Berawal dari Ekspedisi Cheng Ho. Sekitar abad 15. Salah satu peristiwa bersejarah yang terjadi di dunia adalah Pelayaran Muhibah dari Kekaisaran China menuju negeri-negeri di belahan bumi Asia. Cheng Ho adalah kapten armada kapal yang beragama Islam yang membawa anggotanya terdiri dari berbagai macam pemeluk agama yang berlaku di China.Sebagian besar Muslim dan sebagian lagi pemeluk agama tradisi China. Beberapa armada kapalnya mendarat di nusantara termasuk para pasukan Cheng Ho hingga menginjak tanah Kudus” katamya.
Ditambahkan oleh Miko, panggilan akrab Sujatmiko, seniman yang pernah menulis buku Muria Kidul ini menjelaskan, Di Kudus, rombongan orang-orang Tionghoa ini dapat membaur dengan baik oleh masyarakat, dan kemudian menjadi warga setempat.
Keberadaan masyarakat Tionghoa di Kudus, kemudian juga berkembang dan memberikan pengaruh-pengaruh kebudayaan khas sesuai dengan ketrampilannya.Salah satunya adalah ‘ukir Gebyog’ yang sangat mempesona, dengan tokohnya adalah Kyai Telingsing.
Hingga saat ini, kehadiran masyarakat Tionghoa di Kudus juga menjadi bagian masyarakat yang tak terpisahkan dalam strata kemasyarakatan di Kudus.
Dalam Kirab sore tadi iringan tetabuhan ala Masyarakat Tionghoa menampilkan alat musik khas ‘tabuh-tabuhan’ yang tidak asing lagi bagi masyarakat Kudus, berupa ‘bedug’, ‘tambur’, dan perkusi kepingan logam mirip cymbal drum. Alat musik ini biasanya dipukul dengan irama sedemikian rupa, dan seringkali digunakan sebagai iringan pertunjukan ‘Barongsai”. (YM).