Banyumas – Setelah menunggu selama 14 tahun, Provinsi Jawa Tengah akhirnya memiliki Kebun Raya. Kebun Raya tersebut adalah Kebun Raya Baturaden yang terletak di Kabupaten Banyumas dan dilaunching pada 19 Desember 2015. Launching dilakukan oleh Presiden RI ke-5 Ibu Hj Megawati Soekarnoputri yang saat ini menjabat sebagai Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia.
Terealisasinya Kebun Raya Baturaden berkat ide Megawati Soekarnoputri pada 2001 lalu. Ide itu muncul karena melihat Jawa Tengah belum memiliki Kebun Raya. Sementara di provinsi tetangga sudah ada. Seperti di Jawa Barat dengan Kebun Raya Bogor dan Cibodas, Jawa Timur dengan Kebun Raya Purwodadi dan Bali memiliki Kebun Raya Bedugul.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Megawati Soekarnoputri yang pada saat itu ada jambore dan diingatkan, betul masyarakat Banyumas dan masyarakat Jawa Tengah bahwa nih kayaknya mesti jadi kebun raya. Itulah ide yang dimunculkan sekaligus sebenarnya perintah dari Ibu Megawati,” kata Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat memberi sambutan.
Ganjar mengatakan setelah dilaunching, Kebun Raya Baturaden ini terbuka untuk umum, baik untuk wisata maupun penelitian tentang tumbuh-tumbuhan. Masyarakat dapat menikmati fasilitas dan juga koleksi flora pegunungan yang disediakan oleh pengelola. Salah satu fasilitas yang menarik adalah keberadaan taman tematik yang mempercantik kawasan Kebun Raya Baturaden. Seperti taman liana, taman paku-pakuan, taman obat dan taman flora of java.
“Kita harapkan nanti ada guide yang bisa mengenalkan baik dari sisi konten yang ada disini, filosofi yang ada, dan apa yang bisa kita manfaatkan untuk kita semua dan anak cucu kita,” ujarnya.
Meski baru saja dilaunching, lanjut Ganjar, masih ada beberapa kendala yang harus segera diselesaikan. Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu yang diprioritaskan karena saat ini SDM yang ada hanya 21 orang. Kondisi itu membuat pengelolaan Kebun Raya Baturaden belum optimal. Selain itu, dari 143,5 hektare lahan yang dimiliki Kebun Raya Baturaden baru 11,5 persennya yang dikelola secara intensif. Oleh karenanya, Ganjar berharap pihak swasta dan pemerintah dapat bekerjasama agar seluruh kawasan dapat segera dikelola dengan baik.
“Dari 143,5 hektare kawasan Kebun Raya Baturaden, baru 11,5 persen yang dikelola secara intensif. Nanti secara bertahap mudah-mudahan kita bisa melakukan akselarasi untuk mengajak para pihak terlibat semuanya,” tandasnya.
Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Ir Akmadi Abbas MEng Sc berharap keberadaan Kebun Raya Baturaden dapat mengkonservasi seluruh flora pegunungan yang ada di Jawa. Untuk dapat melakukannya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai pengelola harus merangkul berbagai pihak. Sebab, flora pegunungan di Jawa sudah mulai terancam akibat alih fungsi lahan yang begitu cepat.
“Saya berharap akan ada banyak pihak yang nantinya bekerjasama dengan pengelola Kebun Raya Baturaden ini untuk mempercepat penyelamatan flora pegunungan,” katanya.
Pascalaunching, Akmadi berharap Kebun Raya Baturaden dapat memenuhi lima fungsi kebun raya. Yaitu, fungsi konservasi, fungsi penelitian, fungsi pendidikan lingkungan, fungsi wisata dan fungsi jasa lingkungan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia Hj Megawati Soekarnoputri mengatakan untuk memproteksi kawasan kebun raya perlu ada revisi dari Peraturan Presiden RI Nomor 93 Tahun 2011 tentang Kebun Raya. Menurutnya, perpres tersebut sudah tidak sesuai lagi karena selama ini masih banyak lahan subur yang dialih fungsikan menjadi perumahan dan sebagainya. Banyaknya alih fungsi tersebut disebabkan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, tidak terlaksana dengan baik lantaran adanya permainan uang dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Dari hal aspek hukum itu mungkin perlu direvisi Perpres Nomor 93 Tahun 2011. Saya kira itu sudah tidak sesuai. Untuk para dewan coba kalau masih memungkin masukkan untuk prolegnas 2016. Tapi kalau sudah tutup bisa disusulkan tidak itu,” katanya.
Megawati juga meminta untuk segera membukukan dan meregistrasi seluruh flora dan fauna yang dimiliki Indonesia. Sebab, dari pengalamannya banyak flora dan fauna asli Indonesia yang sudah diakui negara lain tanpa disadari oleh bangsa Indonesia.
“Bikin banyak-banyak buku yang namanya tanaman Indonesia, flora dan fauna Indonesia. Itu sebagai kumpulan data. Jadi orang tidak nyolong,” tandasnya.
Sebagai informasi, Kebun Raya Baturaden merupakan kebun raya keempat yang dilaunching setelah Kebun Raya Massem Rempulu Enrekang, Kebun Raya Balikpapan, dan Kebun Raya Kuningan. Total saat ini Indonesia memiliki 27 kebun raya, dimana lima diantaranya dikelola oleh LIPI dan sisanya dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota dan provinsi.