Bersyukur Menjadi Umat Muhammad dan Orang NU

oleh -1,177 kali dibaca
Bersyukur Menjadi Umat Muhammad dan Orang NU
Foto: Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Gus Mus menjadi pembicara dalam pengajian di Desa Sokopuluhan, Keamatan Pucakwangi, belum lama ini. (ivan nugraha/ISKNEWS.COM)

Pati, ISKNEWS.COM – Ada dua anugrah Allah yang patut disyukuri, yakni diciptakan sebagai manusia dan menjadi umat Nabi Muhammad. Demikian disampaikan Gus Mus dihadapan warga Desa Sokopuluhan, Kecamatan Pucakwangi, Rabu (15-08-2018) malam, dalam pengajian bertema “Meneguhkan ke-NU-an Pinggiran” di lapangan desa setempat.

Dalam tausiyahnya, KH Mustofa Bisri menjelaskan, manusia merupakan makhluk paling sempurna dibanding ciptaan Allah lainnya. Akan tetapi terkadang manusia sendiri tidak berpikir akan hal itu.

“Manusia diberi Allah akal, pikiran, dan nurani. Kadang kita tidak berpikir sampai ke sana sehingga belum merasa itu anugerah,” katanya.

Adapun sebagai umat Nabi Muhammad, menurutnya juga berkah yang tak ternilai. Mengingat, Nabi Muhammad merupakan pemimpin yang paling manusia, paling mengetahui manusia, dan memanusiakan manusia.

“Nabi sebelum memerintah dia mencontohi dahulu. Memerintah sholat, dia sholat dahulu. Apik karo tangga, dicontoni dhisek,” katanya dengan bahasa ringan.

Selain mengajak bersyukur karena mendapat dua anugrah yang sangat besar tersebut, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang ini selanjutnya mengajak bersyukur menjai orang NU. Karena, laku dan beragama orang NU memiliki dasar otentik.

Orang NU, lanjutnya dalam pengajian yang digelar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Pucakwangi itu, sangat menghargai kiai. Karena kiainya dipastikan memiliki sanad keilmuan yang menyambung hingga Nabi Muhammad sehingga dapat dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat.

Sementara, Ketua Panitia Pengajian Husaini mengatakan, acara pengajian dengan menghadirkan Gus Mus itu digelar sebagai ihtiar untuk lebih menumbuhkan kesadaran bersama, terutama kaum nahdliyin di wilayah pinggiran Pati seperti Pucakwangi dalam menguatkan organisasi NU.

“Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, sudah seharusnya NU menjadi ujung tombak mengusahakan kesejahteraan sosial dilandasi keimanan kepada Allah,” paparnya. (IN/WH)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.