Kudus, isknews.com – Sebagai bentuk kepedulian dan apresiasi terhadap upaya pengelolaan sampah oleh pemerintah desa dan masyarakat, Bupati Kudus Sam’ani Intakoris hari ini mengunjungi tiga lokasi pengelolaan sampah, Minggu (23/03/2025).
Kunjungan dimulai dari Desa Kedungdowo dan Sidorekso di Kecamatan Kaliwungu, hingga Desa Puyoh di Kecamatan Dawe, Kudus.
Di Desa Kedungdowo, Bupati Sam’ani berdialog dengan pengelola sampah setempat. Dalam kesempatan itu, Anas, pengelola BUMDes, menjelaskan bahwa pengolahan sampah telah dimulai sejak 2019 di bawah pengelolaan desa.
Namun, sejak September 2022, BUMDes resmi mengelola TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan limbah.
“Terima kasih atas upaya luar biasa ini. Dengan adanya TPS 3R, sampah yang masuk ke desa bisa mencapai 4 ton per hari, dan kapasitas insinerator yang diberikan PT Djarum sangat membantu dalam mengurangi volume sampah,” ujar Sam’ani.
Sebelum menerima bantuan insinerator, pengelolaan sampah dilakukan dengan membuang ke TPA serta memilah sampah bernilai ekonomi untuk dijual kembali. Namun, sejak Agustus 2024, alat insinerator dari PT Djarum mulai dipasang dan beroperasi penuh pada Desember 2024.
“Sekarang pengolahan lebih efektif, meskipun kami masih kekurangan tenaga kerja,” jelas Anas.
Saat ini, TPS 3R Kedungdowo dikelola oleh 17 pekerja dengan 10 armada operasional. Pembiayaan utama berasal dari retribusi sampah warga yang mencapai 2.300 rumah, dengan biaya Rp15.000 per rumah per bulan.
Dana tersebut digunakan untuk operasional dan insentif pekerja.
Bupati Sam’ani menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah sejak dari rumah tangga.
“Tanpa kesadaran masyarakat, kita akan terus tertimbun oleh sampah. Mari kita bersama-sama mengelola sampah dengan baik,” tambahnya.
Di Desa Sidorekso, Kecamatan Kaliwungu, Bupati melihat langsung inovasi pengolahan sampah dengan metode pirolisis, yang mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak seperti solar dan bensin. Kepala Desa Sidorekso menjelaskan bahwa teknologi ini dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi limbah plastik.
“Ini inovasi luar biasa. Sampah plastik yang sulit terurai kini bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar. Kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memastikan penggunaan bahan bakar ini sesuai regulasi,” kata Sam’ani.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pengelolaan sampah harus terus dikembangkan di berbagai desa.
“Kami akan mengevaluasi efektivitas sistem ini, melihat potensi ekspansi ke desa lain seperti Undaan dan Jatikulon, yang banyak menggunakan mesin diesel dalam pertanian,” imbuhnya.
Terakhir, dalam kunjungannya ke Desa Puyoh, Kecamatan Dawe, Bupati juga melihat model pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Ia menekankan bahwa selain peran pemerintah, swasta dan masyarakat harus turut serta dalam menangani permasalahan sampah.
“Sampah bukan hanya masalah pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua. Dengan kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, kita bisa mengelola sampah lebih baik dan menjaga lingkungan tetap bersih,” pungkasnya.
Bupati juga mengapresiasi PT Djarum dan PT Pura yang telah membantu program pengolahan sampah di Kudus, serta berharap ada lebih banyak investasi dalam teknologi pengelolaan sampah.
“Kami juga sedang menjajaki kerja sama dengan SIG (Semen Indonesia Group) untuk memanfaatkan hasil pengolahan sampah sebagai bahan bakar alternatif di industri semen,” tutupnya. (YM/YM).