Kudus, isknews.com – Siang itu, Kudus diguyur hujan lebat yang disertai angin kencang. Namun hal itu tidak menyurutkan tekad masyarakat Kudus yang berhak menerima santunan kematian dan bantuan bedah rumah tidak layak huni untuk datang ke lokasi penyerahan, Selasa (10/11). Ada tiga lokasi yang ditunjuk, yaitu Balai Desa Besito, Gebog; Balai Desa Megawon, Jati; serta eks-Kawedanan Tenggeles, Jekulo.
Balai Desa Besito merupakan lokasi penyerahan untuk warga Kecamatan Gebog, Bae, dan Kaliwungu. Megawon untuk Kecamatan Jati, Kota Kudus, dan Undaan. Serta Jekulo untuk Kecamatan Jekulo, Dawe, dan Mejobo. Dengan tertib masyarakat memadati lokasi tersebut sesuai jadwal yang ditetapkan Pemkab dengan Bank Jateng.
Dalam sambutannya, Bupati Kudus H. Musthofa menyampaikan permohonan maaf atas waktu penyerahan santunan kematian dan bedah rumah yang cukup lama. Ini dikarenakan Pemkab Kudus mengikuti mekanisme aturan yang ada pada proses penetapan APBD hingga pencairannya. Namun demikian janji bupati pada masyarakat telah terpenuhi pada sore itu.
Bupati mengatakan bahwa santunan dan bantuan ini jangan hanya dilihat dari nominalnya saja. Tetapi lebih pada wujud perhatian pemkab untuk masyarakat dan semoga bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Termasuk untuk bantuan bedah rumah, bupati berharap dapat digunakan sesuai peruntukannya.
”Untuk bantuan bedah rumah, saya harapkan benar-benar digunakan dengan baik. Jangan sampai dibelikan sepeda motor,” pesan bupati dengan candanya pada ratusan warga yang hadir.
Untuk itu, dirinya berharap partisipasi seluruh masyarakat termasuk camat dan kepala desa setempat. Harapannya, nominal bantuan yang ada dapat menggugah semangat gotong royong masyarakat sekitar untuk membantu sesama dalam mewujudkan hunian yang layak. Partisipasi masyarakat tersebut bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, baik tenaga atau berupa materi.
”Saya mengajak seluruh masyarakat untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan,” tambahnya.
Lebih lanjut bupati menyampaikan kepada seluruh masyarakat, bahwa berbagai program pro rakyat hendaknya benar-benar bisa dirasakan seluruh masyarakat. Termasuk pembebasan biaya pendidikan dan kesehatan merupakan dua bidang utama bagi kesejahteraan masyarakat. Bupati tidak ingin lagi mendengar keluhan masyarakat terkait hal ini.
Impiannya mewujudkan kesejahteraan yang lebih terus diupayakan dengan berbagai gagasan. Adanya pelatihan kerja dan pemberian modal kerja termasuk kredit usaha produktif (KUP) merupakan jurus nyata bagi upaya peningkatan produktivitas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Partisipasi masyarakat diharapkan bangkit untuk bersama-sama membangun Kudus yang lebih sejahtera.(RG)