Kudus, isknews.com – Bupati Kudus Sam’ani Intakoris bersama Wakil Bupati Bellinda Putri Sabrina Birton mengunjungi SMP Negeri 2 Kaliwungu, Kudus, Selasa (22/4/2025).
Dalam kunjungan tersebut, keduanya mengikuti apel pagi bersama para siswa serta menandatangani komitmen bersama Gerakan Anti-Perundungan di lingkungan sekolah.
Tak hanya itu, kegiatan dilanjutkan dengan aksi minum tablet tambah darah secara serentak bagi siswi, sebagai bagian dari program kesehatan remaja yang juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kudus serta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus.
“Alhamdulillah kegiatan apel dan penandatanganan komitmen berjalan dengan baik dan santai. Kami juga bersama-sama minum tablet tambah darah dengan para siswi,” ujar Bupati Sam’ani usai apel.
Ia menegaskan pentingnya gerakan anti-perundungan di lingkungan sekolah sebagai langkah preventif untuk menciptakan suasana belajar yang sehat dan aman.
“Sekolah adalah tempat bertemunya berbagai karakter siswa. Maka dari itu, pengawasan guru dan konselor sangat penting agar tidak ada perundungan maupun kekerasan,” lanjutnya.
Wakil Bupati Bellinda Putri juga menekankan bahwa program Gerakan Kudus Sehat di tingkat pelajar harus dimulai dari hal-hal sederhana namun konsisten.
“Tadi kami juga mengajak siswa untuk membiasakan diri hidup sehat: bangun pagi, makan bergizi, olahraga, belajar, tidur cukup, dan berinteraksi positif,” kata Bellinda.
Dalam keterangannya, Bupati Sam’ani mengungkapkan bahwa hingga saat ini, gerakan serupa sudah dilakukan di sejumlah sekolah.
“Sudah ada tiga sekolah yang menjalankan ini, mulai dari SMA 1, SMA 2, hingga SMP 1 Jati. Nanti kita akan lakukan bergiliran di sekolah-sekolah lainnya,” jelasnya.
Terkait konsumsi tablet tambah darah, Bellinda menyoroti rendahnya kepatuhan siswa dalam mengonsumsi tablet tersebut.
“Selama ini masih banyak siswa yang hanya membawa pulang tablet dan tidak dikonsumsi. Bahkan ada yang dibiarkan sampai kadaluarsa,” ungkapnya.
Untuk itu, Pemkab Kudus menggandeng Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan guna memastikan distribusi dan konsumsi tablet tambah darah berjalan optimal di sekolah-sekolah.
“Ini penting karena tingkat anemia di Kudus masih tinggi, dan anemia sangat berkaitan erat dengan stunting. Maka kami mulai dari sekolah untuk mencegahnya sejak dini,” tegas Bellinda.
Ia berharap, dengan menurunnya angka anemia di kalangan remaja putri, angka stunting di Kabupaten Kudus juga akan ikut berkurang.
“Insya Allah, jika anemia turun, stunting pun bisa ditekan,” pungkasnya. (YM/YM)







