Cara FK Metra Kudus Sosialisasikan Pemilu Damai lewat Pertunjukan Rakyat ‘Mbah Modin’

oleh -1,028 kali dibaca
Foto : Istimewa

Kudus, isknews.com – Seni pertunjukan menjadi sarana Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Kabupaten Kudus untuk mengampanyekan pemilu damai dalam ajang Pilkada 2024 mendatang.

Lewat pementasan yang digarap bersama Kampung Budaya Piji Wetan Kudus, FK Metra Kudus ingin mengajak masyarakat untuk ikut serta sekaligus menjaga kondusifitas dalam Pilkada 2024.

Pimpinan Produksi, Muhammad Farid, mengatakan bahwa pertunjukan rakyat bertajuk ‘Mbah Modin’ ini menggambarkan cerita kompleks perkampungan yang menjadi gaduh datangnya masa kontestasi politik.

Pentas berdurasi 30 menit tersebut diharapkan dapat menjadi sarana untuk mensosialisasikan pemilu yang damai, kondusif dan menyenangkan.

Ini merupakan pentas kolaborasi supaya di masa Pilkada nanti, masyarakat ikut menggunakan hak pilihnya, tetap menjaga silaturahmi dan menjaga kondusifitas,” kata Farid, diwawancarai seusai pementasan, Sabtu (22/6).

Pentas tersebut, lanjut Farid, dibawakan dengan genre pertunjukan komedi, dengan latar kompleks perkampungan yang memuat kegiatan dan kearifan lokal desa.

“Pada mulanya desa yang sehari-hari dipenuhi canda tawa, gotong royong, kemudian dipenuhi suara debat dan perbedaan, tetangga yang dulu akrab, kerabat yang berselisih karena perbedaan pilihan politik,” terangnya.

Di samping itu, pementasan multidisiplin seni inu juga menyisipkan praktik baik dan sosialisasi pilkada damai oleh para aktor.

“Konsepnya kami bawa dengan funny, penuh candaan, supaya pemilu dapat berjalan dengan baik tanpa ada kubu-kubu yang berseteru,” jelasnya.

Sementara itu, Sutradara pentas, M Ulul Azmi menambahkan bahwa pertunjukan ini mengangkat cerita tentang sosok Mbah Modin, seorang tokoh agama di sebuah perkampungan yang dinilai mendapat stigma buruk ketika masa-masa politik.

“Dalam cerita ini, menyisipkan kegiatan sedekah bumi, di mana semua elemen masyarakat berkumpul tanpa memandang latar belakang, warga bisa menyatu dengan guyub,” kata Ulul.

Lewat pentas Mbah Modin ini, pihaknya ingin membantah adanya stigma buruk terhadap tokoh agama yang dimanfaatkan untuk mendulang dalam kontestasi politik.

“Kami ingin membantah stigma itu, bahwa tokoh agama adalah sosok yang mempunyai peran sentral di masyarakat, bisa menyatukan, seorang pemimpin yang perkataannya menyejukkan dan menyenangkan,” tandasnya. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :