Kudus, isknews.com – Kreativitas masyarakat Kudus makin terlihat nyata. Setidaknya hal ini bisa dibuktikan di setiap acara car free day (CFD) yang digelar setiap hari Minggu pagi sejak jam 5.30 hingga jam 8.00. Area di seputar simpang tujuh dan beberapa ruas jalan protokol ditutup untuk kendaraan bermotor, tujuannya memberikan kesempatan masyarakat menikmati udara segar sambil berolahraga.
Hadirnya ribuan masyarakat Kudus (dan sekitarnya) tampaknya merupakan kesempatan bagi sebagian orang untuk meraup untung. Mereka memanfaatkan momen itu untuk berdagang/bisnis. Mulai dari pakaian, sepatu, aneka kerajinan, berbagai makanan, bahkan alat kosmetik pun tak mau ketinggalan.
Ruas jalan Ahmad Yani hingga perempatan Jalan Tit Sudono (gang 4) dipadati penjual berbagai macam kuliner. Dari makanan tradisional seperti pecel, makanan khas Kudus lentog, hingga berbagai kuliner modern bahkan makanan asing tersaji di area sepanjang kurang lebih 200 meter itu. Hmm… aroma yang ada sangat menggoda selera bagi siapapun yang ada di sana.
Sejalan dengan harapan Bupati Kudus H. Musthofa, bahwa masyarakat Kudus mampu untuk mewujudkan kesejahteraan dengan berbagai kreativitas dan inovasinya. Cita-cita ini tentunya harus disambut baik masyarakat dengan bersemangat untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya, termasuk usaha kecil semacam ini.
Pemerintah Daerah telah memberikan fasilitas dan perlindungan usaha bagi para pelaku usaha kecil dan mikro seperti yang ada di area CFD. Yang diharapkan bupati adalah mereka bisa mencari nafkah dengan halal, tidak melanggar aturan, menjaga ketertiban lalu lintas, serta selalu menjaga kebersihan dan keindahan kota Kudus.
“Saya minta ketika sebelum berjualan lokasi ini bersih, maka setelah berjualan juga harus kembali bersih,” pesan bupati yang juga sebagai inisiator kredit usaha produktif (KUP).
Kemeriahan di ajang CFD merupakan salah satu sarana untuk menumbuhkembangkan ekonomi kerakyatan sebagai akar kekuatan ekonomi secara nasional. Setidaknya puluhan juta rupiah mengalir pada transaksi yang hanya terjadi dalam waktu kurang lebih dua jam itu setiap minggunya.
“Berdikari di bidang ekonomi inilah yang harus diterjemahkan dengan tepat oleh seorang kepala daerah. Salah satunya dengan pemberdayaan usaha kecil dan mikro,” imbuhnya.
Dukungan pemerintah daerah secara nyata terlihat dengan adanya bantuan berupa gerobak untuk pedagang kaki lima (PKL) di Kudus. Selain itu mereka diberikan pinjaman tanpa jaminan berupa KUP dengan bunga ringan. Yang tujuannya untuk peningkatan produktivitas usaha dan peningkatan kesejahteraan.
“Saya yakin dengan upaya yang telah kita lakukan dan masyarakat mau untuk berusaha dengan kemampuan terbaiknya, kekuatan ekonomi masyarakat Kudus semakin terbangun kuat,” pungkasnya.(rg)