KUDUS, isknews.com – Kasie Pusat Pengendalian Operasional BPBD Kabupaten Kudus, Murwanto, mengatakan, dalam penanganan dan penanggulangan kejadian bencana alam, terutama saat terjun ke lokasi terjadinya bencana itu, BPBD dibantu oleh 11 kelompok relawan. Mereka adakah dari organisasi Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), Muhammadiyah Disaster Managment Center (MDMC), Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), Korps Penanggulagan Bencana Alam (KPBA)-NU, Forum Komunikasi Putra-putri Pensiunan Indonesia (FKKPI), Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (Orari), Kudus Resque, Vertikal Resque, Pemuda Panca Marga (PPM), SAR Kudus, dan Unit Bantuan Pertolongan Pramuka (Ubaloka).
“Kelompok relawan itu, anggotanya, kalau digabung mencapai ratusan orang, dan setiap saat ada bencana, tanpa diminta langsung datang dan ikut terlibat dalam penanganan bencana alam, bersama BPBD,” ungkapnya, saat dihubungi isknews.com, Jumat (18/12).
Selain relawan, kesiapan yang menyangkut peralatan pertolongan bencana alam, juga sudah siaga setiap saat. Mobil operasional yang jumlahya tiga unit, ditambah dua unit mobil ambulan, dua unit mobil tangki air bersih,dan satu unit mobil damkar, dan 12 unit sepeda motor, siap dioperasikan. Juga perahu karet, yang salah satunya sudah bertengger di atas mobil operasional, sehingga mengenai kesiagaan peralatan pertolongan bencana alam itu, sudah tidak ada masalah. “Prinsipnya BPBD siap siaga 24 jam, baik personil maupun kendaraan operasional, perahu karet dan peralatan lainnya,” tegas Murwanto.
Sementara itu, menurut Kasie Pencegahan dan Kesiap Siagaan Bencana Alam BPBD, Antok, mengatakan, terkait kebutuhan karung plastik, jumlah stok yang tersedia sebanyak 35 ribu karung plastik, yang setiap saat siap dikirimkan ke desa-desa yang membutuhkan bantuan, Karung plastik itu berfungsi untuk menutup atau menambal tanggul yang jebol, dengan terlebih dulu diisi dengan pasir atau tanah padas. “Pada hujan deras dua yang lalu, sudah ada tanggul yang jebol, yakni tanggul Sungai Dawe, lokasi di Desa Mejobo.” .
Dia menerangkan, jebolnya tanggul itu, selain tidak mampu menahan besarnya debit Sungai Dawe, juga akibat meluapnya sungai sehingga terjadi limpasan yang kemudian mengarah ke pemukiman penduduk. Tanggul yang jebol itu berada di Desa Mejobo, sepanjang 10 meter, dan saat itu juga diperbaiki gotong royong warga desa setempat, personil BPBD dan sejumlah relawan. “Untuk menutup tanggul yang jebol itu, BPBD mengedrop sebanyak 3000 karung plastik.”(DM)
Dalam Penanganan Penanggulangan Bencana BPBD Kudus Dibantu 11 Kelompok Relawan
KOMENTAR SEDULUR ISK :